Ketika kita mau menggunakan transportasi lokal artinya kita ikut menyelamatkan sumber pendapatan mereka. Padahal dengan pendapatan yang tidak seberapa mungkin belum bisa mencukupi dengan layak kebutuhan keluarga.
Apalagi jika mereka tidak dapat penumpang dalam sehari. Tentu ada rasa sedih karena kerja sehari tanpa membawa hasil. Ini bisa jadi pertimbangan tersendiri bagi kita.
# Ramah Lingkungan
Beberapa transportasi lokal seperti becak dan delman dikenal sebagai transportasi ramah lingkungan. Minim menciptakan emisi yang bisa merusak lingkungan.
Bandingkan dengan kendaraan seperti mobil atau motor. Selain menghasilkan polusi udara karena gas emisi yang terbuang juga menciptakan polusi suara.
Jujur dulu saat tinggal di desa dimana masih banyak ada becak dan delman. Saya masih bisa menghirup udara segar bahkan bila ingin memberi tanda biasanya hanya membunyikan lonceng atau bel kecil.Â
Jika di kota besar, sekedar menghirup udara segar sudah susah. Saya juga stres saat tinggal di kota besar seperti Jakarta. Selalu mendengar suara klakson bahkan di area macet atau lampu merah. Selain memekakkan telinga juga mudah memancing rasa emosi.
Wisatawan bahkan ketika ditawari menaiki transportasi lokal ini justru terlihat antusias karena mungkin sudah bosan menaiki kendaraan mesin dan ingin mencoba transportasi ramah lingkungan.
# Melestarikan Kearifan Lokal
Saya cukup sedih melihat banyak transportasi lokal menjadi langka atau bahkan sudah tidak ditemukan sama sekali. Padahal dulu ketika menjelang HUT RI kerap ada pawai sepeda ontel, becak atau delman keliling desa atau kota.
Kini jikapun masih eksis lebih banyak dijumpai di lokasi wisata. Contoh becak dijadikan transportasi wisatawan di sekitar makam Bung Karno di Blitar. Delman sebagai transportasi wisata di Malioboro Yogyakarta atau di wisata budaya.