Membangun bisnis juga perlu memperhitungkan pengeluaran khususnya gaji karyawan. Ini karena gaji menjadi pengeluaran yang pasti. Sepi atau ramai villa maka pemilik harus membayar kewajiban gaji karyawan.Â
Bali memiliki UMK yang tidak terlalu besar jika dibandingkan kota besar di Pulau Jawa seperti Surabaya, Jakarta atau Bekasi. Rata-rata UMK di Bali masih dibawah 3 juta.Â
Jika saya pemilik modal dan ingin membangun villa sepertinya menyukai membangun di Bangli atau Buleleng. Ini karena gaji SDM tidak sebesar di Kabupaten Badung atau Kota Denpasar.Â
Saya pun sempat mengobrol dengan penjaga villa seberapa besar gaji yang diterima. Untuk penjaga villa mendapatkan gaji UMK sedangkan team kebersihan dihitung per jam dimana akan dipanggil jika ada tamu yang menginap. Secara biaya ini tidak terlalu memberatkan pemilik villa.Â
Wajar saat saya ke Buleleng, ada banyak Villa yang dibangun. Selain ekosistem terjaga, biaya tenaga kerja pun tidak terlalu besar. Tapi dari sisi permintaan justru tinggi. Ini membuat keuntungan bisa maksimal.Â
4. Budaya Menginap Wisatawan
Ternyata ada sebagian wisatawan yang lebih suka tinggal di pedalaman dibandingkan daerah ramai. Justru wisatawan ini berasal dari kondisi ekonomi menengah ke atas.Â
Alasan bahwa mereka butuh ketenangan karena di tempat asalnya sudah stres dengan pekerjaan, rumah tangga atau masalah hidup lainnya. Berlibur digunakan untuk menyegarkan kembali pikiran dan jiwa.Â
Di tempat terpencil yang mungkin minim sinyal dan jauh dari kota ternyata lebih disukai. Saya pun seandainya rutinitas stres karena tiap hari gawai berbunyi karena urusan kerja atau masalah lain. Cuti liburan di tempat tidak ada sinyal akan terasa tenang. Tidak perlu pusing akan ada yang menghubungi karena kita tinggal di daerah terpencil.Â