Mengutip dari salah situs berita, harga tanah di daerah seminyak bisa mencapai 20 juta per meter persegi. Bahkan diinformasikan harga tanah di Bali bisa naik 400 persen per tahun (Sumber Klik Disini). Bayangkan harga tanah 5 atau 10 tahun ke depan.Â
Inilah alasan pemilik modal mencari daerah diluar kawasan favorit untuk membangun Villa atau Resort. Harganya bisa masih terjangkau. Misalkan di daerah saya di Tabanan harga tanah masih bisa diangka 2-5 juta per meter persegi. Daerah terpencil yang belum memiliki akses bagus bisa dapat lebih murah.Â
Pertimbangan harga ini ikut mempengaruhi banyaknya Villa dibangun di kawasan terpencil. Tentu saja agar biaya pembangunan, perijinan, dan operasional tidak besar.Â
2. Ekosistem Alam Masih Terjaga
Daerah seperti di Ubud, Kintamani, Bangli atau Singaraja masih terjaga dengan baik. Kita masih bisa melihat sawah yang asri, pepohonan asri semi hutan dan perkebunan warga.Â
Cukup berbeda jika kita ke kuta, nusa dua atau seminyak. Daerah ini sudah banyak digunakan untuk pendukung pariwisata sehingga ekosistem sudah berubah.Â
Wisatawan asing justru menyukai tinggal di kawasan dimana alamnya masih terjaga. Semakin jauh dari pusat kota maka wisatawan bisa merasakan kesegaran alam, jauh dari kebisingan dan hiruk pikuk kendaraan.Â
Sama seperti Villa yang dipesan oleh kantor yang berada jauh terpencil. Saya melihat hamparan sawah hijau di sekitar villa. Malam hari bisa mendengar suara tokek dan jangkrik. Udara pagi hari pun masih segar.Â
Wajar jika ternyata tinggal di Villa terpencil jadi pilihan bagi wisatawan yang sudah bosan dengan aktivitas ala kota besar atau ingin mencari ketenangan secara bathin. Alasan ini cukup relevan mengapa pemilik modal memilih membangun villa di daerah dengan ekosistem alam terjaga.
3. Biaya SDM Murah