Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

5 Alasan Anak Perlu Diajarkan Bisnis Sedari Dini

18 Februari 2023   09:53 Diperbarui: 21 Februari 2023   08:48 1202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang Anak Penjual Tisu | Sumber Detik.com

Seorang anak kecil menghampiri saya yang sedang makan di sebuah warung makan. Saya menebak anak ini seusia anak SD membawa tas plastik hitam dan menawarkan sebungkus tisu. 

"Mau beli gak kak?" adik itu menawarkan kepada saya. 

"Berapa?"

"Lima ribu kak."

Awalnya ragu juga karena kondisi memang sedang tidak membutuhkan tisu ditambah naluri jiwa ekonomis muncul karena di supermarket, tisu tersebut sedang promo 10 ribu dapat 3. Artinya beli di supermarket jauh lebih murah dibandingkan yang ditawarkan si adik. 

Namun melihat wajah memelas si adik berharap saya membeli ditambah kondisinya yang terlihat capek karena berjalan kaki menawarkan kepada orang di sekitarnya. Alhasil saya membeli juga. 

Dalam hati sempat ada pertanyaan, apakah si adik ini berjualan atas niatnya sendiri atau sekadar dimanfaatkan orangtua atau orang dewasa untuk berjualan? Mengingat orang akan tidak tega dan membeli barang dagangannya. 

Sepertinya saya mencoba mengambil sisi positif, si adik telah terbangun mental bisnis sedari dini. Tidak mudah membangun mental ini. Menawarkan dagangan kepada orang lain harus siap menahan rasa gengsi dan malu, membujuk orang lain untuk membeli dan bagaimana agar usahanya laku dan untung. 

Seorang Anak Penjual Tisu | Sumber Detik.com
Seorang Anak Penjual Tisu | Sumber Detik.com

Saya justru merasa ada 5 manfaat penting ajarkan anak jiwa bisnis sedari kecil. Apa itu?

1. Siap Mental Jika Kelak Terjadi Hal Tak Terduga

Sebagai manusia kita tidak bisa menebak apa yang akan terjadi 10 tahun ke depan, 5 tahun, setahun atau bahkan besok. Semua hanyalah rahasia Sang Ilahi. 

Teringat pada kasus yang menimpa seorang selebritis baru-baru ini yang curhat bahwa dirinya jatuh miskin dalam sekejap. Bahkan narasi pemberitaan menceritakan bagaimana keluarganya kehilangan miliaran rupiah hanya dalam semalam. 

Wow, dari bergelimang harta menjadi seorang yang kini harus hidup sederhana. Tidak semua orang siap mental menghadapi kondisi ini. Saya pun mungkin akan stres atau mungkin depresi. 


Kita harus siap jika menghadapi kondisi seperti usaha orang tua bangkrut, kondisi keuangan pas-pasan atau kondisi buruk orang tua tidak meninggal dan si anak kehilangan sosok yang menjadi tulang punggung keluarga. 

Disinilah mental anak diuji agar bisa bertahan dari kondisi ini. Ketika si anak sudah memiliki jiwa bisnis, dirinya bisa lebih survive dan setidaknya bisa mandiri sekadar mencari penghasilan sendiri. Ini karena si anak sudah punya mental berbisnis kecil-kecilan seperti jual makanan, barang atau hal lain sejak kecil. 

2. Menjadi Sosok Mandiri

Orangtua mana yang tidak bangga jika memiliki anak yang mandiri dan tidak manja. Anak belajar menghasilkan uang sendiri dan membeli kebutuhan sendiri tanpa suka meminta pada orang tua. 

Saya pernah mendengar kisah luar biasa di mana ada yang sejak kecil sudah terbiasa membantu ibunya berjualan. Ia tahu kondisi keuangan keluarganya pas-pasan sehingga sang ibu mengajarkan anaknya untuk ikut membantu usaha jualan makanan. 

Ia membawa jualan ibunya untuk dititipkan di warung atau kantin sekolah. Bahkan sepulang sekolah, ia kerap keliling tempat tinggal untuk menjual makanan yang dibuat ibunya. Dari jualan ini, ia bisa mendapatkan uang jajan dan justru uangnya ia tabung untuk kebutuhan sekolah. 

Membeli perlengkapan sekolah dari hasil kerja kerasnya membuat dirinya lebih bangga. Dirinya tidak menyesal bahkan merasa beruntung karena didikan orangtuanya membuat dirinya menjadi lebih mandiri dan memiliki jiwa bisnis yang baik. 

3. Paham Manajemen Keuangan

Banyak orang mengeluh merasa tidak pintar mengatur keuangan. Setiap ada pemasukan selalu habis dengan cepat. Manajemen keuangan buruk membuat banyak orang terjebak pada utang atau hidup terpuruk secara finansial. 

Anak Memiliki Kemampuan Manajemen Yang Baik | Sumber Situs Finansialku
Anak Memiliki Kemampuan Manajemen Yang Baik | Sumber Situs Finansialku

Berbeda bagi mereka yang sudah memiliki pengalaman bisnis dari kecil. Mental mereka sudah terbentuk bagaimana menghasilkan uang dan memutar uang dengan bijak. 

Orang yang terlatih berbisnis pasti paham bahwa uang yang didapat tidak akan langsung digunakan tanpa perencanaan. Ia akan membagi kembali seperti untuk modal operasional, membayar cicilan jika modal berasal dari pinjaman, tabung untuk investasi atau menjadi modal baru untuk usaha lain. 

Manajemen keuangan ini sangat penting agar si anak terbiasa memilah mana kebutuhan penting dan tidak penting, bagaimana uang harus diinvestasikan untuk masa depan dan sebagainya. 

Tidak jarang anak dengan manajemen keuangan baik akan bisa jadi sosok sukses, memiliki finansial baik atau setidaknya terhindar dari utang karena sudah memiliki aset investasi. 

4. Aplikasi Ilmu Pengetahuan

Berbisnis juga jadi aplikasi ilmu pengetahuan untuk anak. Kok bisa? 

Contoh simple kemampuan hitung anak jadi bagus. Misalkan ada seseorang membeli dagangannya. Si anak akan mengaplikasi ilmu matematika, menghitung biaya total belanja dan menentukan uang kembalian. 

Anak juga belajar teknik marketing seperti membuat promo menarik bagi pelanggan, menggunakan kata-kata persuasif atau bahkan teknik merayu pelanggan. 

Ilmu ini kadang tidak diajarkan di bangku sekolah namun justru di lapangan. Perlahan mereka jadi punya strategi marketing sendiri yang kian terasah. Satu kemampuan yang melebihi teman sebaya yang selama ini tidak terbiasa berbisnis atau berjualan. 

5. Belajar Memahami Karakter Konsumen

Setiap konsumen memiliki karakter berbeda dan kadang unik. Ada karakter yang bawel, ada yang judes, baik, ramah, loyal, atau banyak nawar tapi ujung-ujungnya tidak beli. 

Ketika anak sudah terbiasa bertemu dengan banyak orang maka ia perlahan sudah memahami karakter orang. Tentu menghadapi karakter berbeda diperlukan perlakuan yang berbeda pula. Ini akan jadi bekal berharga ketika si anak tumbuh dewasa. 

Memahami karakter orang juga membantu si anak berpikir lebih inovatif dan solutif. Bisa jadi sosok yang dikenal galak justru bisa diatasi mudah oleh si anak karena ia paham apa yang perlu dilakukan. 

***

Bukan suatu kesalahan mengajarkan anak berbisnis sedari dini. Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh seperti anak jadi mandiri, lebih bisa mengatur keuangan, dan jadi modal jika kelak terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. 

Di satu sisi Indonesia juga butuh calon wirausahawan yang nantinya bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang sekitar. Tentu harapan ini bisa terwujud jika anak terlatih menjadi usahawan dimana kelak ketika dewasa sudah matang dalam berbisnis dan siap membuka lapangan pekerjaan bagi ornag lain. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun