1. Siap Mental Jika Kelak Terjadi Hal Tak Terduga
Sebagai manusia kita tidak bisa menebak apa yang akan terjadi 10 tahun ke depan, 5 tahun, setahun atau bahkan besok. Semua hanyalah rahasia Sang Ilahi.Â
Teringat pada kasus yang menimpa seorang selebritis baru-baru ini yang curhat bahwa dirinya jatuh miskin dalam sekejap. Bahkan narasi pemberitaan menceritakan bagaimana keluarganya kehilangan miliaran rupiah hanya dalam semalam.Â
Wow, dari bergelimang harta menjadi seorang yang kini harus hidup sederhana. Tidak semua orang siap mental menghadapi kondisi ini. Saya pun mungkin akan stres atau mungkin depresi.Â
Kita harus siap jika menghadapi kondisi seperti usaha orang tua bangkrut, kondisi keuangan pas-pasan atau kondisi buruk orang tua tidak meninggal dan si anak kehilangan sosok yang menjadi tulang punggung keluarga.Â
Disinilah mental anak diuji agar bisa bertahan dari kondisi ini. Ketika si anak sudah memiliki jiwa bisnis, dirinya bisa lebih survive dan setidaknya bisa mandiri sekadar mencari penghasilan sendiri. Ini karena si anak sudah punya mental berbisnis kecil-kecilan seperti jual makanan, barang atau hal lain sejak kecil.Â
2. Menjadi Sosok Mandiri
Orangtua mana yang tidak bangga jika memiliki anak yang mandiri dan tidak manja. Anak belajar menghasilkan uang sendiri dan membeli kebutuhan sendiri tanpa suka meminta pada orang tua.Â
Saya pernah mendengar kisah luar biasa di mana ada yang sejak kecil sudah terbiasa membantu ibunya berjualan. Ia tahu kondisi keuangan keluarganya pas-pasan sehingga sang ibu mengajarkan anaknya untuk ikut membantu usaha jualan makanan.Â
Ia membawa jualan ibunya untuk dititipkan di warung atau kantin sekolah. Bahkan sepulang sekolah, ia kerap keliling tempat tinggal untuk menjual makanan yang dibuat ibunya. Dari jualan ini, ia bisa mendapatkan uang jajan dan justru uangnya ia tabung untuk kebutuhan sekolah.Â