Ternyata hadiah uang atau barang akan diberikan nomor sesuai penomoran di buku tamu. Bahkan ada yang esktrim dimana kado amplop yang sudah disiapkan tamu justru dibuka dan dicatat oleh si penyambut tamu.Â
Bayangkan ada catatan Si A kasih kado Rp 50.000 atau Si B kado Rp 20.000.
Jujur saya kaget ternyata ada yang melakukan hal ini mengingat kado kadang bersifat privasi. Kondisi ini bisa mempengaruhi psikis tamu yang merasa memberikan nominal kecil. Bahkan ada anggapan catatan ini akan jadi data terkait siapa yang datang dan memberikan kado apa. Kelak jika si tamu mengadakan acara sama maka ia akan memberikan sejumlah yang sama. Mirip istilah gigi diganti gigi.Â
Membelikan barang akan menghindari hal ini. Bagi yang keterbatasan ekonomi tidak akan merasa minder karena iuran tidak dipatok nominal. Nantinya barang akan diberikan atas nama perusahaan atau divisi. Ini akan lebih aman.Â
#3. Kado Barang Lebih Dikenang
Wuah itu kulkas dulu hadiah dari teman-teman kerja
Barang yang diberikan khususnya oleh orang spesial atau yang dekat akan lebih dikenang manis. Apalagi jika usia barang sudah lama dan masih digunakan.Â
Tidak usah jauh-jauh, kita pasti juga pernah mendapatkan barang berharga dari orang tua, sahabat atau pasangan. Kita akan ingat momen saat diberikan dan dari siapa.Â
Ini berbeda jika memberi kado dalam bentuk uang. Karena uang digunakan sebagai sarana transaksi maka tidak butuh waktu lama akan dipakai atau jika bijak akan ditabung. Namun uang fisik yang diberikan tamu akan tidak memiliki nilai khusus karena sudah umum diterima.Â
Teman kantor ingin menciptakan momen ini yaitu memberikan sesuatu yang bermanfaat namun juga memberikan kenangan indah. Ketika menggunakan barang tersebut, ia akan teringat bahwa barang ini adalah pemberian dari orang-orang kantor yang secara sukarela iuran untuk mewujudkan harapan barang yang ingin dibeli.Â
***