Bayangkan jika salah satu pihak tidak ada maka tidak akan ada keseimbangan. Si penjual tidak dapat pemasukan dan barang dagangan rusak sedangkan si pembeli akan kelaparan karena tidak mendapatkan barang.Â
Jika kedua belah pihak menyadari bahwa mereka saling membutuhkan ibarat simbiosis mutualisme maka secara langsung akan tercipta rasa saling menghargai.Â
#2. Pelanggan Adalah Raja Menciptakan Strata
Bukankah setiap orang memiliki kedudukan yang sama, setidaknya itulah yang kerap digaungkan di tengah masyarakat kita. Jika sudah terarahkan seperti itu lalu mengapa kita justru menciptakan strata baru dimana menempatkan pelanggan/pembeli sebagai raja.Â
Istilah ini seakan bisa membuat seseorang jadi congkak, angkuh dan merasa dirinya benar. Memandang orang lain tidak setara dengannya dan berpotensi bersikap semena-mena.Â
Tapi kan itu cuma istilah saja?Â
Ya saya pun setuju namun istilah ini telah menciptakan mindset tersendiri di sebagian kalangan.Â
Teringat ada konsumen marah-marah ke seorang pelayan resto. Dirinya menunjuk-nunjuk si pelayan dengan mengatakan konsumen adalah raja dan harus dilayani dengan baik.Â
Saya menyayangkan sikap ini seandainya pelayan resto tersebut melakukan hal yang kurang berkenan, sebaiknya ditegur dengan baik-baik dan jangan mengatakan bahwa dirinya harus mendapatkan pelayanan terbaik layaknya seorang raja.Â
# 3. Di atas Langit Masih Ada Langit
Ini kisah berbeda, ada konsumen yang hendak membeli smartphone keluaran terbaru. Harganya memang cukup mahal. Namun tingkah lakunya seakan-akan menunjukan dirinya adalah sultan karena membeli gadget keluaran terbaru.Â