"Aku rindu ayah dan bunda"
Jlebbb, hati tiba-tiba terasa teriris. Saya tidak sanggup melihat kesedihan anak yang rindu pada orang tuanya. Paham bahwa kehilangan orang yang dicintai sangat menyedihkan.Â
"Seandainya ayah dan bunda masih hidup. Pasti Sheila bisa merayakan Natal demgan mereka. Apa bisa saya berdoa pada Tuhan agar ayah dan bunda bisa hidup lagi Sus? Air mata nya seketika berlinang.Â
Kerinduannya begitu terasa. Meskipun saya terikat dengan Kaul Kesucian dan membuat saya berjanji menyerahkan hidup untuk karya Tuhan dengan tidak menikah dan memiliki anak. Tapi hati sebagai orang dewasa terasa ikut terpanggil.Â
Saya usap air matanya dan rangkul dengan hangat. Berharap cara ini bisa menenangkan kesedihannya meski sejenak.Â
"Kita selesai ini berdoa untuk ayah dan bunda Sheila yang saat ini ada di Surga ya? "
"Percayalah meski saat ini ayah dan bunda sudah tidak bersama Sheila. Mereka pasti bangga dan bahagia melihat Sheila dari kejauhan"
Entahlah saya berharap ini bisa menghibur dirinya
"Apakah benar Sus? "
Senyumku seakan memberikan isyarat atas jawaban dirinya
"Jangan sedih lagi ya, lihatlah ada Suster Monika disini, ada Kak Ratih, dan teman-teman yang sekarang sudah jadi keluarga baru Sheila"