Selain pengajuan KPR, kartu kredit ataupun kredit lainnya biasanya menggunakan patokan gaji pokok yang diterima setiap bulan. Ini karena jika terdapat situasi tak terduga, kita dianggap mendapatkan pemasukan yang pasti.Â
Insentif atau kompensasi jarang dijadikan pertimbangan karena bersifat fluktuatif. Inilah manfaat jika memiliki gaji pokok besar.Â
Namun tentu ada kekurangan jika berada di posisi ini. Karyawan mudah terjebak dalam zona nyaman, jiwa kompetitif lemah dan menyepelekan hal-hal prinsip di kantor.Â
Karyawan dengan gaji besar lebih menghindar ketidakpastian. Contoh divisi sales biasanya menjadi divisi dengan penerimaan insentif besar. Namun ada target yang dituntut. Karyawan yang sudah bergaji pokok tinggi cenderung tidak suka dengan tekanan dan target.Â
Rentan terjadi kecemburuan sosial di kantor dimana karyawan dengan gaji tinggi akan dibandingkan kinerjanya dengan karyawan lain yang dianggap lebih totalitas dan loyalitas.Â
Jangan kaget akan banyak teman kerja nyinyir dan berspekulasi mengapa kita mendapatkan gaji pokok besar namun bagi mereka tidak tepat.Â
Menguak Plus Minus Insentif Besar
Ada nilai plus jika menganggap lebih penting mendapatkan insentif besar dibandingkan gaji pokok besar. Saya ingat punya teman yang kerja sebagai sales mobil dan pialang.Â
Kerja di posisi ini biasanya gaji pokok kecil namun bisa mendapatkan insentif yang berlimpat-lipat dibandingkan gaji pokok. Teman saya sebagai sales Mobil premium yang berharga milyaran rumah. Bahkan jika beruntung bisa mendapatkan insentif puluhan juta. Padahal gaji pokoknya tidak sampai 2 juta rupiah.Â