Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mana Lebih Enak, Gaji Pokok Besar Atau Tunjangan Besar?

4 November 2022   20:34 Diperbarui: 5 November 2022   21:14 2582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ekspresi senang menerima gaji. Sumber: Freepik.com/benzoix 

Ada sebuah pertanyaan sederhana yang mampu menciptakan diskusi yang menarik. Seorang junior bertanya, mana yang lebih enak dapat gaji pokok besar tapi insentif kecil atau sebaliknya gaji kecil tapi insentif besar. 

Secara manusia biasa, kita pasti mengharapkan mendapatkan pemasukan besar dari pekerjaan yang kita geluti. Namun sebagai karyawan kadang pemasukan bulanan terbagi menjadi beberapa bagian. 

Secara sederhana saya membaginya dalam 2 klasifikasi gaji pokok (gaji yang nominalnya sudah pasti diterima saat penggajian) dan insentif yang bisa tunjangan, kompensasi, upah lembur, dan sebagainya. 

Diskusi kecil tercipta, ada yang berargumen lebih memilih gaji pokok besar namun ada juga yang merasa insentif besar lebih baik. 

Secara personal saya mengamati hasil diskusi dengan beberapa teman dengan berbagai argumen, data dan diperkuat contoh kasus. Ada kesimpulan menarik dari hasil diskusi ini. 

Menguak Plus Minus Gaji Pokok Tinggi

Menerima Gaji Pokok Besar | Sumber ESI Money
Menerima Gaji Pokok Besar | Sumber ESI Money

Gaji pokok lebih mengarah pada pendapatan yang diterima pegawai  sebagai upah keeja dalam periode tertentu dan bersifat tetap. Artinya jika bulan lalu si pegawai mendapatkan gaji pokok 4 juta maka selama tidak faktor khusus seperti kebijakan kenaikan upah, ketidakhadiran, sanksi dari manajemen atau faktor lain maka ia akan tetap mendapatkan gaji 4 juta pada bulan ini. 

Nilai plus gaji pokok besar adalah memberikan jaminan pada si pegawai tentang pendapatan secara rutin dalam periode yang ditentukan. Misalkan gaji bulanan. Meskipun si pegawai lagi malas bekerja, semangat atau bahkan tidak produktif sekalipun di tempat kerja, ia akan tetap mendapatkan besaran gaji sama. 

Kelebihan lainnya si pegawai bisa memproyeksikan finansial ke depan. Misalkan dirinya ingin mengkredit barang maka sudah bisa menentukan porsi pengeluaran dari gajinya tersebut. 

Selain pengajuan KPR, kartu kredit ataupun kredit lainnya biasanya menggunakan patokan gaji pokok yang diterima setiap bulan. Ini karena jika terdapat situasi tak terduga, kita dianggap mendapatkan pemasukan yang pasti. 

Insentif atau kompensasi jarang dijadikan pertimbangan karena bersifat fluktuatif. Inilah manfaat jika memiliki gaji pokok besar. 

Namun tentu ada kekurangan jika berada di posisi ini. Karyawan mudah terjebak dalam zona nyaman, jiwa kompetitif lemah dan menyepelekan hal-hal prinsip di kantor. 

Mendapatkan Pendapatan Besar | Sumber: Shutterstock via Hipwee
Mendapatkan Pendapatan Besar | Sumber: Shutterstock via Hipwee

Karyawan dengan gaji besar lebih menghindar ketidakpastian. Contoh divisi sales biasanya menjadi divisi dengan penerimaan insentif besar. Namun ada target yang dituntut. Karyawan yang sudah bergaji pokok tinggi cenderung tidak suka dengan tekanan dan target. 

Rentan terjadi kecemburuan sosial di kantor dimana karyawan dengan gaji tinggi akan dibandingkan kinerjanya dengan karyawan lain yang dianggap lebih totalitas dan loyalitas. 

Jangan kaget akan banyak teman kerja nyinyir dan berspekulasi mengapa kita mendapatkan gaji pokok besar namun bagi mereka tidak tepat. 

Menguak Plus Minus Insentif Besar

Ilustrasi Pemberian Insentif Di Kantor | Sumber GajiGesa
Ilustrasi Pemberian Insentif Di Kantor | Sumber GajiGesa

Ada nilai plus jika menganggap lebih penting mendapatkan insentif besar dibandingkan gaji pokok besar. Saya ingat punya teman yang kerja sebagai sales mobil dan pialang. 

Kerja di posisi ini biasanya gaji pokok kecil namun bisa mendapatkan insentif yang berlimpat-lipat dibandingkan gaji pokok. Teman saya sebagai sales Mobil premium yang berharga milyaran rumah. Bahkan jika beruntung bisa mendapatkan insentif puluhan juta. Padahal gaji pokoknya tidak sampai 2 juta rupiah. 

Jangan kaget jika sales seperti ini lebih terlihat glamour dan hidup mapan karena mereka memacu diri berkembang untuk mencapai target yang berkorelasi dengan insentif mereka.

Menerima Bonus Tambahan Dari Performa Kerja Yang Baik | Sumber Situs Talenta
Menerima Bonus Tambahan Dari Performa Kerja Yang Baik | Sumber Situs Talenta

Kenalan yang kerja di industri pariwisata di Bali. Saya baru tahu gaji pokok karyawan di industri ini tidak sampai 2 juta untuk waitress, Room Boy, Bartender atau guide tour. Namun insentif yang diterima bisa melebihi gaji pokok dari tamu yang puas dengan pelayanan mereka. 

Kelebihan lainnya akan mudah membentengi diri dari nyinyiran teman kantor terkait penghasilan. Karena insentif besar akan berbanding lurus dengan kinerja dan pencapaian target. 

Wuah hebat ya si X insentifnya besar. Pasti banyak yang puas dengan pelayanannya

Karyawan juga lebih inovatif dan suka dengan tantangan baru. Karyawan yang mengejar insentif akan memikirkan strategi-strategi baru untuk bisa mencapai target atau pelayanan kepada konsumen. 

Sisi minus dari insentif besar adalah tantangan yang bisa saja tidak terduga. Contoh saat masa pandemi. Pariwisata di Bali anjlok dan minum jumlah kunjungan. 

Pekerja harus puas dengan gaji pokok kecil yang mungkin tidak cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu pemberian insentif merupakan hak manajemen perusahaan. Ini akan berdampak negatif jika perusahaan berusaha meningkatkan target demi mengurangi ketercapaian insentif sales. 

Dulu saat saya sebagai sales gadget. Di saat target manajemen tercapai 100 persen maka saya berhak mendapatkan insentif full yang nominalnya lumayan. Namun bulan berikutnya target dinaikan sehingga saya harus kerja keras agar bisa mencapai target agar bisa dapat insentif full. 

Bahkan apes jika ada penghitungan target dimana jika target dibawah 80 persen maka insentif tidak diberikan. Ini seakan tidak adil dimana karyawan sudah berusaha keras memberikan keuntungan bagi perusahaan namun hak nya tidak diberikan karena tidak lolos persentase target yang diterapkan. 

***

Sebagai karyawan kita pasti berharap menerima pemasukan besar baik dari sisi gaji pokok maupun insentif. Namun umumnya kondisi di tempat kerja sering hanya mendapatkan salah satu dari kedua hal tersebut. 

Setiap posisi yang dipilih memiliki plus dan minum yang dapat jadi pertimbangan. Jika pembaca Kompasiana disuruh memilih, lebih suka gaji pokok besar atau insentif besar? 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun