Tujuan agar si anak paham tentang sikapnya yang keliru, menghormati sosok orangtua dan mampu mengubah sikapnya. Namun orangtua juga memberikan hadiah (carrot) jika si anak bersikap baik.Â
Tujuan pemberian hadiah adalah agar anak mendapatkan apresiasi, orangtua peduli pada anak dan membuat si anak berusaha bersikap baik dan sesuai dengan harapan orang tua.Â
Hadiah sederhana seperti orangtua membelikan mainan kesukaan anak sudah bisa menciptakan kenangan manis. Jangan sampai sebagai orangtua terlalu banyak menuntut pada anak tanpa mau mengapresiasi.
Dampaknya si anak merasa lelah dan merasa tidak dicintai. Inilah yang dirasakan teman saya di awal cerita sehingga kenangan buruk begitu membekas hingga puluhan tahun.Â
Membiasakan Komunikasi 2 Arah
Anak pun butuh didengar, nasihat yang pernah saya baca dari sebuah artikel parenting. Saya pernah melihat teman semasa kecil yang merasa sangat ketakutan jika melakukan sebuah kesalahan kecil seperti mendapatkan nilai jelek.
Orangtuanya pasti akan marah besar jika ia mendapatkan nilai jelek. Padahal teman saya ini saat ujian tengah sakit sehingga tidak maksimal. Namun percuma, orangtuanya pasti tidak akan mau mendengar alasan apapun.Â
- "Kakak, gimana perasaannya hari ini? "
- "Kakak kenapa kok bisa dapat nilai jelek di sekolah? "
Melakukan komunikasi 2 arah memungkinkan si anak lebih terbuka dalam menyampaikan uneg-uneg. Bisa jadi sebenarnya anak butuh teman curhat dan pihak yang diharapkan bisa menjadi teman curhatnya adalah orang tua.Â
Waktu yang tepat bisa saat anak pulang sekolah atau menjelang tidur. Di waktu ini anak membutuhkan sosok yang bisa memahami dirinya. Bisa jadi ada masalah yang dihadapi oleh si anak, ada permintaan khusus atau si anak ada uneg-uneg terhadap orangtuanya.Â
Kelebihan komunikasi 2 arah bagi orangtua, mereka jadi peka terhadap perasaan si anak. Bahkan jika ditemukan sebuah masalah yang dihadapi si anak, orangtua bisa mencarikan solusi dengan segera.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!