Tidak dipungkiri generasi muda di Bali memiliki latar belakang cukup baik. Mayoritas adalah lulusan SMA/K sederajat. Artinya cukup untuk melamar pekerjaan di sektor swasta.Â
Disisi lain generasi muda di Bali lebih menyukai bekerja di sektor pariwisata dan swasta. Selain akan mendapatkan penghasilan pasti tiap bulan, jaringan dan pengalaman akan lebih meningkat dibandingkan bertahan sebagai sopir Angkot.
***
Angkot sempat menjadi moda transportasi favorit di Bali. Setidaknya saat di tahun 1990-an hingga awal 2000-an. Namun seiring dengan peningkatan permintaan kendaraan motor, tersedianya Bus Rapid Transit hingga transportasi online membuat keberadaan angkot di Bali kian terancam.Â
Dampak yang mulai terasa, penumpangAngkot mulai turun drastis, penyempitan rute Angkot hingga banyak pengelola Angkot yang beralih ke bisnis lainnya.Â
Jika ini dibiarkan, ada keyakinan 10 tahun ke depan angkot di Bali akan langka dan susah ditemukan. Bisa jadi saya yang saat ini menetap di Bali hanya memiliki kenangan saja terhadap transportasi ini.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H