Kemampuan seni telah menjadi sumber mata pencaharian tersendiri bagi masyarakat Bali. Ini tidak terlepas dari posisi Bali sebagai kawasan wisata yang telah dikenal dunia.Â
Contoh sederhana beberapa minggu lalu saya melihat pameran lukisan di salah satu mall di Bali. Saya sempat menebak berapakah harga lukisan tersebut. Ternyata tebakan saya meleset jauh di bawah. Siapa sangka harga lukisan tersebut hingga di atas 50 juta.Â
Pantas di sekitar daerah Kuta dan Ubud, banyak pelukis yang memajang hasil karyanya. Ini karena harga lukisan bernilai fantastis dan bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.Â
Saat wisata ke daerah Uluwatu. Ada atraksi tari kecak yang diadakan setiap menjelang matahari tenggelam (sunset). Atraksi ini memang melibatkan puluhan orang. Namun tetap bisa jadi sumber pendapatan dari para penari.Â
Harga tiket melihat atraksi ini sebesar Rp150.000/orang. Bisa dihitung jika ada 700 orang yang menonton. Pentas tersebut bisa mendapatkan Rp105 juta sekali pentas. Bayangkan jika tarian ini dipentaskan setiap hari. Tentu para penari sudah bisa memenuhi kebutuhan hidup dari dengan menjadi bagian dari atraksi tersebut.Â
4. Seni sebagai Pendukung Budaya dan Tradisi
Masyarakat Hindu di Bali sangat erat dengan budaya dan tradisi. Inilah yang membuat seni harus tetap lestari secara turun temurun.Â
Contoh jika kita berkunjung ke Bali menjelang Nyepi. Kita akan banyak menemukan patung ogoh-ogoh. Bahkan patung ini akan khas karena tiap desa atau kelompok masyarakat menciptakan ogoh-ogoh dengan bentuk berbeda.Â
Tanpa adanya nilai seni dalam diri masyarakat, Ogoh-ogoh sebagai representasi dari sifat buruk akan susah terealisasi dengan baik. Inilah yang membuat orang dewasa akan selalu mengajarkan seni pada generasi muda.Â
Selain itu ada tarian yang khusus ditarikan saat upacara tertentu. Misalkan tarian barong dan rangda, Tari Rejang Dewa serta Tari Pendet.Â