Tantangan Pak Jokowi saat ini tidak hanya berusaha mempertemukan negara anggota dalam agenda rutin yang rencana diselenggarakan menjelang akhir tahun di Indonesia.Â
Saya mengibaratkan posisi Pak Jokowi ibarat ketua RT kompleks di mana ada 2 warganya yang bertengkar. Sudah menjadi tugas Ketua RT sebagai penengah dan menjembatani warganya agar bisa berdamai kembali.Â
Tugas Indonesia saat ini cukup berat mengingat Rusia adalah negara superpower dan banyak anggota G20 yang berencana mundur dalam pertemuan G20 jika Rusia diundang dan datang dalam acara ini.Â
Saya menilai kepentingan jangka pendek yang tersirat pada kunjungan Jokowi ke Rusia dan Ukraina selain silahturahmi diplomasi juga mengemban misi untuk menjembatani perdamaian dari 2 negara inu.Â
Indonesia masih memiliki beberapa bulan ke depan untuk meyakinkan bahwa konflik telah usai dan pertemuan G20 dapat terlaksana dengan rencana awal tanpa ada tedensi konflik internal.Â
Ini mengingat tema G20 yang diangkat adalah Recover Together, Recover Stronger. Tema ini memiliki makna mendalam dan justru diuji pada kepemimpinan Indonesia sebagai Presidensi G20.Â
Tentu harapan untuk pulih dan kuat bersama akan susah terjadi seandainya anggota G20 masih mengutamakan ego dan tidak mau berjuang bersama.Â
Kepentingan jangka pendek lainnya adalah pelaksanaan G20 akan berdampak besar pada ekonomi dan pariwisata Indonesia.Â
Efek pandemi telah membuat sektor pariwisata hancur berantakan dan ikut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Pelaksanaan G20 yang diagendakan di Bali memiliki misi meyakinkan pada dunia bahwa Indonesia telah pulih pascapandemi.Â
Namun misi ini bisa gagal jika G20 batal terlaksana atau berjalan tidak sesuai rencana. Banyak wisatawan maupun investor yang berasal dari negara G20. Jika acara G20 berlangsung sesuai rencana tentu akan menjadi media promosi gratis bahwa Indonesia aman dan layak dikunjungi.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!