Rumah mulai dibangun tenda tanda berduka. Selain itu disiapkan juga formalin untuk jenazah agar tetap awet mengingat masa pengabenan masih lama. Selain formalin ada juga yang menggunakan balok es atau bahan kimia sebagai media pengawetan lainnya.Â
Biaya lain juga dikeluarkan untuk konsumsi. Selama menunggu hari pengabenan umumnya keluarga akan melakukan rapat keluarga serta melakukan kegiatan penjagaan jenazah.Â
Di kampung saya saat malam, para tetangga akan datang melayat sekaligus ikut menjaga jenazah. Salah satu caranya biasanya mereka berkumpul sambil bermain kartu atau mengobrol hingga pagi. Tentu kegiatan ini perlu disiapkan konsumsi seperti minuman maupun cemilan.Â
Tidak jarang keluarga ingin terlihat kompak saat upacara ngaben. Saat itu keluarga besar membuatkan seragam hitam dengan desain khusus untuk digunakan keluarga, kerabat atau tetangga yang membantu selama pengabenan.Â
Biaya tergolong besar biasanya digunakan untuk sarana upacara ngaben mulai banten, jasa Pandita (pemuka agama), membuat Bade (alat pengusung jenazah), biaya kremasi dan lain sebagainya.Â
Harga Bade (pengusung jenazah) saja bervariasi. Tergantung model, tingkat Bade hingga desain. Untuk Bade sederhana ada dikisaran 3-10 juta rupiah.
Harga fantastis jika sosok yang meninggal adalah sosok penting di masyarakat seperti keluarga raja atau pandita terkemuka di Bali.Â
Contoh sederhana ketika beberapa saat lalu sempat diadakan upacara pengabenan di Puri Ubud, Bali. Bade yang digunakan memiliki ketinggian sekitar 27,5 meter.Â
Bisa dibayangkan betapa megahnya dan mahalnya Bade tersebut. Saya memperkirakan harga Bade bisa mencapai puluhan atau ratusan juta.Â
Eits, untuk kalangan tertentu seperti Brahmana atau Ksatria kadang dilengkapi dengan sarana Petulangan.Â