Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fan Fiction] I Can Hear Your Heart

3 Agustus 2022   21:08 Diperbarui: 3 Agustus 2022   21:57 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pikirannya saat ini hanya warisan saja. Ia tahu selama aku masih hidup, warisan tak kan mampu ia miliki atau dijual. 

Hanya Sonya, anak gadisku yang memahami kondisiku. Sayang ia lebih dulu pergi bersama suaminya karena kecelakaan 4 tahun silam. Cindy, cucuku lah yang kini jadi alasan kenapa aku berjuang untuk hidup. 

"Oma, jangan pergi oma. Jika Oma pergi, aku bagaimana Oma? "

Oh tidak, aku barusan mendengar suara hati cucuku. Suara tangisnya memang ia sembunyikan tapi suara hatinya bisa ku dengar dengan jelas. 

"Tuhan, beri aku kesempatan. Biarkan aku menyelesaikan tugasku terakhir kalinya" Saat ini hatiku hanya bisa berdoa berharap ada keajaiban

Hati ini masih terasa pedih, aku masih ingat bagaimana liciknya Albert bersama istrinya yang diam-diam ingin menaruh cucu kesayanganku di panti asuhan jika nanti aku mati. Betapa teganya mereka, sungguh hatiku teriris setiap mereka berbisik-bisik tentang niat itu. 

Aku mendengar setiap kata dalam hati, bahkan setiap ketakutan hingga kesedihan terkecil aku mampu mendengarnya.

***

Alat pemacu jantung terasa menyentuh dadaku. Aliran listrik mengalir di sekujur tubuh. Aku merasa dada ini seperti mendapatkan hentakan hebat.

Isak tangis Cindy kian terdengar jelas. Doa dalam hati yang setiap kata berharap kesembuhanku begitu mengenyuhkan batin. 

"Tuhan, beri aku kesempatan sekali saja. Ijinkan aku lakukan hal penting terakhir kalinya. Setelah itu, cabutlah nyawaku ini"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun