3. Membatasi Impor Untuk Menjaga Industri Dalam Negeri
Tantangan dagang saat ini adalah tingginya impor barang di Indonesia belakangan ini. Merunjuk pada data BPS Maret 2022, diketahui ada peningkatan drastis impor tekstil dan aksesoris rajutan.Â
Tercatat volume impor komoditas ini sudah mencapai 1.723,6 ton. Naik 11,49 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 1.546 ton (Data klik disini). Permasalahan ini juga terjadi di sektor elektronik, mesin pertanian hingga bahan pangan.Â
PR lain dari Zulkifli adalah menekan laju impor barang dari komoditas yang masih bisa dipenuhi oleh produsen dalam negeri. Tujuannya semakin tinggi barang impor masuk jika tidak diiringi demand (permintaan) membuat produk berlimpah.Â
Dampaknya produk lokal tidak bisa bersaing dan harga akan anjlok. Ini tentu merugikan industri tanah air. Tidak heran kritikan sering ditujukan kepada Kemendag yang dirasa tidak mampu membatasi produk impor.Â
Zulkifli juga harus bersinergi dengan kementerian lain serta pelaku usaha dalam negeri agar bisa menjaga stabilitas harga dan stok barang. Tujuan agar kebutuhan domestik bisa terpenuhi tanpa harus melakukan impor barang berlebihan.Â
***
Momentul Reshuffle Kabinet tentu bertujuan tidak hanya menyegarkan pemerintahan namun juga tindakan konkret terhadap kinerja menteri yang dianggap buruk.
Kinerja Kemendag kini tengah menjadi perbincangan masyarakat dengan banyaknya kebijakan hingga tindakan yang kurang berpihak pada masyarakat.Â
Penunjukan Zulkifli Hasan sebagai Mendag baru seakan harus siap dengan tugas dan PR yang selama ini masih jadi catatan khusus di lembaga yang akan dinaungi.Â
3 hal di atas bagi saya adalah PR utama yang mau tidak mau harus segera dikerjakan oleh Zulkifli Hasan agar bisa meningkatkan kepercayaan publik tidak hanya pada Kemendag namun juga Jokowi-Ma'aruf.Â