Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sila Ketiga dan Tantangan di Masa Kini

1 Juni 2022   08:09 Diperbarui: 5 Juni 2022   20:30 15748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi upaya melekatkan nilai-nilai Pancasila sejak kanak-kanak di wilayah Yogyakarta. (Foto: KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)

Tepat 1 Juni kita merayakan Hari Lahir Pancasila. Tentu kita patut sadar bahwa keberadaan Pancasila sangatlah penting karena Pancasila hadir sebagai ideologi bangsa Indonesia dan juga merupakan dasar negara. 

Sedikit mengulas kembali makna Pancasila yamg diambil dari bahasa sansekerta yaitu Panca yang berarti Lima dan Sila berarti Dasar. Secara sederhana Pancasila dianggap sebagai 5 Hal yang mendasari kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia yang meliputi :

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
  3. Pesatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan.
  5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Secara personal, saya lebih menyoroti Sila Ketiga yaitu Persatuan Indonesia dimasa saat ini. 

Lambang Garuda Dalam Latar Bendera Indonesia | Sumber Tagar.id
Lambang Garuda Dalam Latar Bendera Indonesia | Sumber Tagar.id

Kita patut bangga bahwa Indonesia lahir di atas sisi kemajemukan. Dari Sabang hingga Merauke ada banyak perbedaan di masyarakat kita namun bisa disatukan dalam NKRI. 

Sayangnya seiring waktu, Persatuan Indonesia sebagai Sila Ketiga mulai mendapatkan ancaman justru dari kita sendiri. 

Beberapa hari lalu saya dikejutkan oleh berita tertangkapnya seorang mahasiswa dari kampus terkenal di Malang yang diduga berafiliasi dalam jaringan terorisme ISIS. 

Tidak tanggung-tanggung diduga peran mahasiswa ini  adalah mengumpulkan dana untuk operasional ISIS. Ada kesedihan tersendiri dimana ternyata sosok mahasiswa tersebut adalah junior saya di kampus. 

Padahal statusnya sebagai mahasiswa yang dianggap agen perubahan (agent of change) serta memiliki pola berpikir kritis serta matang bisa menganalisa apakah tindakannya benar atau salah, apakah merugikan orang lain atau bangsa sendiri dan sebagainya. 

Saya masih ingat beberapa peristiwa yang mencoreng sebuah persatuan Indonesia. 

Beberapa aksi pengeboman gereja di tanah air. Kejadian ini telah menimbulkan kecemasan, ketakutan dan bahkan korban jiwa bagi umat gereja yang menjadi sasaran aksi terorisme. 

Konflik SARA serta mulai munculnya aksi separatisme di beberapa menandakan bahwa tidak semua masyarakat Indonesia memaknai dan menjiwai arti persatuan Indonesia. 

Dulu saat duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), saya mendapatkan pelajaran PPKN atau Pendidikan Kewarganegaraan. Guru mengajarkan pada kami bahwa kita patut menjaga keamanan, keberagaman serta menjunjung nilai persatuan Indonesia. 

Saya yakin para oknum yang kini Kontra terhadap Persatuan Indonesia juga mendapatkan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan semasa sekolah. 

Bahkan bisa jadi saat ujian sekolah, oknum ini berusaha menjawab pertanyaan dengan baik sesuai arahan guru. Namun sayangnya setelah beranjak dewasa mengapa nilai persatuan justru luntur? 

Saya merasa ada beberapa penyebab seperti :

Tindakan Brainwash Oleh Oknum Tertentu

Dalam kehidupan sosial tentu kita akan menjumpai dan berinteraksi dengan banyak orang. Bahkan ada yang saling bertukar wawasan diri.

Nyatanya tidak sedikit seorang personal tiba-tiba berubah dari sikap maupun ideologi setelah bertemu dengan sosok yang salah. 

Teman semasa kuliah saya pernah menyampaikan pernah terjebak dalam komunitas yang salah. 

Awalnya dirinya diajak oleh kenalan untuk bergabung dalam kegiatan keagamaan. Niat awal teman saya ingin memperdalam agama justru seiring waktu telah mengubah pandangannya. 

Para Anak Muda Yang Tengah Mengobarkan Semangat Persatuan | Sumber Harian Momentum
Para Anak Muda Yang Tengah Mengobarkan Semangat Persatuan | Sumber Harian Momentum

Ia didoktrin bahwa tidak sepantasnya seorang wanita berinteraksi dengan pria yang bukan muhrimnya. Pemikiran ini bahkan membuat dirinya menutup diri dalam interaksi sosial.

Jika suka bergabung ketika diajak reuni dengan teman seangkatan namun kemudian memilih untuk menghindar. Cara berpakaian pun mulai berubah menjadi lebih tertutup dan sebagainya. 

Beruntunglah teman saya ini akhirnya sadar setelah sharing dengan orang yang lebih bijak dan dewasa. Manusia terlahir sebagai makhluk sosial sehingga akan salah jika harus menutup kehidupan sosial serta ia paham bahwa tidak salah berteman dengan lawan jenis selagi dirinya bisa menempatkan diri dengan baik. 

Disini saya belajar bahwa brainwash untuk mengubah pandangan dan ideologi seseorang mulai menyebar kuat di masyarakat kita. Mereka yang lemah secara wawasan, agama dan penyaringan informasi akan mudah terjebak dalam cara berpikir yang salah dari sisi agama maupun hukum. 

2. Rasa Kekecewaan Mendalam Pada Pemerintah

Munculnya gerakan seperti Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Organisasi Papua Merdeka (OPM), Republik Maluku Selatan (RMS) yang berusaha ingin terlepas dari NKRI salah satunya disebabkan adanya rasa kekecewaan pada pemerintah. 

Indonesia sebagai negara kepulauan dengan penyebaran penduduk dan pembanguan yang belum merata membuat sebagian kelompok merasa kecewa terhadap pemerintah. 

Saya merasa ini adalah tantangan bagi pemerintah untuk segera memeratakan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat khususnya yang berada diluar Pulau Jawa. 

Kita bisa berkaca pada Amerika Serikat dimana negara tersebut terdiri dari 50 negara bagian bahkan ada negara bagian yang terpisah jauh dari daratan Amerika Serikat. Namun masyarakat AS masih tetap kuat ingin menjadi kesatuan dari Amerika. 

Ini karena pembangunan ekonomi yang merata dan kuatnya nilai nasionalisme mereka terhadap negara. Bahkan mereka yang tinggal di Alaska atau Hawaii selalu bangga menekankan dirinya bagian dari Amerika Serikat. 

***

Sila Ketiga yaitu Persatuan Indonesia memiliki peran penting dalam peradaban dunia. Ini karena ketika masyarakat telah kuat mengakar rasa nasionalisme dan mengganggap orang lain sebagai saudara setanah air maka segala bentuk tindakan radikal, konflik hingga gerakan separatis bisa dihindarkan. 

Rasa Persatuan Di Masyarakat Indonesia | Sumber Situs Al Quran
Rasa Persatuan Di Masyarakat Indonesia | Sumber Situs Al Quran

Ketika Indonesia bisa menjadi negara yang damai tentu bisa menjadi contoh bagi negara lain mengingat begitu besar keberagaman di tanah air namun bisa disatukan melalui ideologi sama yaitu Pancasila. 

Harapannya dengan hari lahirnya Pancasila ini semakin memupuk rasa kebanggaan dan kecintaan kita pada NKRI serta berusaha menjaga terus persatuan Indonesia.

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun