Kedua: Bangunan Tertata dengan Banyak Filosofi
Seorang warga mengizinkan saya masuk ke dalam rumah miliknya. Hal unik yang saya temui ternyata desain rumah yang ada di desa ini diatur dengan aturan dari turun temurun.Â
Pintu rumah dibangun agak rendah dengan tujuan saat akan masuk atau keluar rumah. Orang akan menundukkan kepala melalui pintu itu. Di sini kesopanan dan menghargai orang lain seakan dijaga sedemikian rupa.Â
Setidaknya terdapat 2 ruang utama. Ruang kamar umumnya diprioritaskan untuk anak gadis yang beranjak dewasa. Ruang lain merupakan ruang multifungsi seperti area tidur orang tua maupun anak laki-laki lainnya, menyambut tamu, menenun hingga memasak.Â
Saya menyadari bahwa anak perempuan yang memasuki usia dewasa akan dijaga oleh anggota keluarga. Ada alasan khusus kenapa ini terjadi yang akan dikerjakan pada kekaguman berikutnya.Â
Ketiga: Tradisi Menculik Untuk Nikah Adalah Lumrah
Bagi masyarakat di daerah lain, jika ada anak gadis dibawa kabur oleh seorang pemuda. Orangtua akan marah besar dan merasa sakit hati karena anak kesayangannya dilarikan orang lain atau bahkan menikah tanpa baik-baik.Â
Umumnya jika ingin meminang seorang gadis, pemuda akan mengajak orangtua untuk melamar langsung kepada orang tua gadis, memberikan seserahan dan melakukan persiapan pernikahan dengan matang.Â
Namun bagi masyarakat Suku Sasak Sade, hal seperti ini justru dianggap tabu dan bertentangan dengan tradisi leluhur. Bagi mereka, cara tepat meminang gadis pujaan adalah dengan membawa kabur si gadis selama sehari penuh.Â
Ketika si gadis sudah memasuki dianggap dewasa, akan banyak pemuda desa datang untuk bertamu. Semakin primadona si gadis tentu akan banyak saingan. Biasanya pemuda ini bisa berkunjung hingga berkali-kali atau bahkan puluhan kali untuk memikat si gadis.Â
Jika si gadis kurang berkenan, dirinya akan menolak halus dengan menunda pertemuan. Jika saling tertarik, si gadis bersedia mengatur rencana penculikan. Biasanya si gadis akan beralasan ingin mandi, pergi ke tetangga atau alasan lain. Padahal ia berencana kabur dengan si pujaan hati.Â