Pada surat edaran tersebut tertuang bahwa Nyepi tahun ini diperbolehkan pembuatan hingga pawai Ogoh-Ogoh dengan berbagai syarat.Â
Syarat tersebut meliputi proses pembuatan hingga pengarakan hanya melibatkan 50 orang atau 50 persen dari kapasitas serta dalam setiap kegiatan tetap mematuhi protokol kesehatan (Detail berita klik di sini).Â
Bagaimana Aktual Saat Ini?Â
Meskipun sudah ada izin pembuatan Ogoh-Ogoh untuk Nyepi Tahun ini nyatanya tidak semua desa tertarik untuk membuat.Â
Saya sempat bertanya pada beberapa kenalan di Bali apakah di desa mereka membuat Ogoh-Ogoh? Mayoritas menjawab tidak membuat.Â
Ada beberapa pertimbangan yang disampaikan diantaranya:
- Faktor Dana
Dana pembuatan Ogoh-Ogoh yang besar tentu membutuhkan sumber dana dari berbagai pihak. Salah satunya dari sumbangan warga setempat.Â
Kondisi pandemi ini di mana perekonomian Bali tengah lesu. Alih-alih memberikan sumbangan pembuatan Ogoh-Ogoh, untuk kebutuhan makan sehari-hari pun terasa berat. Banyak yang harus berhemat hingga menjual aset pribadi untuk bertahan hidup.Â
- Tingginya Kasus Penyebaran Virus.
Munculnya varian Omicron yang digadang cepat dalam proses penularan ikut menjadi faktor lainnya. Proses pembuatan hingga pengarakan tentu tidak bisa dilakukan seorang diri. Akan banyak orang terlibat di dalamnya.Â
Selain itu proses pengerjaan yang panjang hingga berminggu-minggu tentu akan banyak interaksi sosial di dalamnya. Kekhawatiran munculnya kluster baru penyebaran Omicron di ranah desa akan sangat rentan terjadi.Â
Sepertinya banyak masyarakat Bali mempertimbangkan hal ini. Ketakutan mereka terjangkit virus selama proses pembuatan ata pawai Ogoh-Ogoh dan menularkan ke keluarga mereka di rumah. Ini pun disampaikan oleh rekan kerja saya di kantor dimana di desanya memilih vakum membuat Ogoh-Ogoh tahun ini.Â
- Perubahan Kebijakan Tiba-Tiba.Â