Kasus seperti ini sebenarnya bisa dihindari dengan beberapa hal, apa saja itu?Â
1. Kenakalan Anak Itu Bagian dari Aktivitas Sosial
Coba ingat kembali saat dulu kita masih kecil hingga usia sekolah.
- Pernah kita berbuat usil pada teman?Â
- Pernahkah kita melakukan perudungan pada teman?Â
- Pernahkah teman marah karena kelakuan kita?Â
Jika pernah, maka hal ini lumrah terjadi di usia anak-anak. Jangan terlalu berlebihan dalam memberikan reaksi.Â
Anak kadang bersikap usil atau nakal pada teman sebayanya karena hal ini adalah bagian dari aktivitas sosialnya. Bisa jadi keusilan atau kenakalan anak pada teman sebaya justru membuat hubungan pertemanan mereka penuh warna.
Saya ingat dulu punya teman tetangga yang usil, namun seiring waktu justru bisa berteman dengan baik. Ini pun bisa terjadi di anak-anak kita.
Ironisnya orang tua justru berusaha menjadi hakim dan pembela dalam kasus seperti ini. Memutuskan bahwa anak tetangga yang bersalah dan anaknya yang benar yang salah harus diberi hukuman yang setimpal.Â
Upaya inilah yang rentan memicu konflik antar orang tua karena sebagai orang tua pasti ingin membela anaknya dan tidak terima jika anaknya dipersalahkan.
Lebih baik sebagai orang tua hanya bersifat memantau saja. Selagi anak-anak berinteraksi normal dan kenakalan masih bisa ditoleransi alangkah baiknya hanya sekedar pemberi nasihat.Â
Ini karena kita pun sewaktu kecil pernah merasakan hal sama dan justru lebih indah jika masalah diselesaikan secara internal oleh anak.
2. Filterisasi Informasi yang Diterima