Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sebelum Mengubah Orang Lain Mengapa Perlu Introspeksi Diri Dulu?

6 Maret 2022   14:54 Diperbarui: 6 Maret 2022   14:57 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hindari hal ini dikarenakan bisa jadi ada ketidakrelevanan terkait indikator pembanding. 

Contoh pada di atas, jaman dulu gadget belum lah ditemukan atau sepopuleran sekarang. Selain itu bisa jadi saat ayahnya dulu semasa muda tinggal di kampung halaman yang memang tidak ada cafe. Ini yang membuat ayah semasa muda menghabiskan waktu di rumah atau teman sebaya dilingkungan rumah. 

Kini disaat mereka tinggal di kota dimana banyak terdapat cafe sebagai tempat nongkrong. Bisa jadi anak muda lebih banyak meluangkan waktu berinteraksi dengan teman sebaya di cafe. Ini karena cafe lebih nyaman, suasana menarik, dan ada fasilitas live music yang membuat suasana nongkrong lebih asyik. 

Perbandingan ini tidaklah apple to apple. Seandainya si ayah hidup dimasa sekarang, bisa jadi dirinya akan melakukan hal sama. 

# Flashback Kenangan Masa Lalu

Kejadian seperti tindakan kerabat saya dalam menasehati keponakan bisa saja tidak mempan karena si keponakan merasa nasihat tersebut tong kosong. 

Si keponakan mungkin tidak respek terhadap nasihat karena tahu apa yang jadi nasihat justru dulu dilakukan juga oleh si pemberi nasihat. Hal fatal justru nasihat tersebut ibarat bumerang dimana ada orang si pemberi nasihat melakukan tindakan yang sama. 

Mirip ketika kerabat saya tidak instrospeksi dulu dimana sebelum menasihati keponakan lebih bijak untuk menasihati anaknya yang sejak SMP bahkan sudah pacaran. 

Bagaimana kita mau mendengar nasihat orang lain jika si pemberi nasihat tidak memflashback masa lalu atau mengevaluasi secara personal. 

Memang menasihati itu punya tujuan baik namun lebih bijak jika mengevaluasi diri dulu sebelum ingin menasihati atau mengubah orang lain. 

Saya salut dengan kakak saya, ketika ia ingin menasihati anaknya yang nakal dan suka melawan perintah orang tua. Kakak saya ingat jika dulu ia pernah senakal anaknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun