Kereta bergerak ditarik kuda
Kuda berlari dikejar angsa
Hari ini Santun edisi berbeda
Perkuat pantun sebagai budaya bangsa
Hari minggu menonton kartun
Semakin seru sambil makan kerang
Jangan hilangkan budaya berpantun
Agar tidak dicuri negara orang
***
Di atas hanyalah sepenggal pantun yang sengaja saya ciptakan untuk memperkuat budaya pantun di masyarakat kita.Â
Sejak kecil, berpantun sudah diajarkan oleh tenaga pendidik di sekolah atau bahkan oleh masyarakat sekitar. Saya ingat saat sekolah, guru memberikan tugas membuat pantun dan ternyata terlihat sederhana namun justru rumit.Â
Jujur hingga saat ini pun membuat 1 pantun harus berpikir hingga beberapa atau bahkan puluhan menit. Ini karena syarat khusus pantun dibandingkan sastra fiksi lainnya yaitu baris bersajak umumnya sajak a-b-a-b atau a-a-a-a-a.Â
Artinya jika terdiri dari 4 baris maka baris pertama akan memiliki kata akhiran yang mirip dengan baris ketiga, baris kedua akan mirip dengan baris keempat.Â
Contoh pantun saya pertama dimana kata akhir baris 1 yaitu "Kuda" akan sama dengan Baris Ketiga yaitu "Berbeda" yang sama-sama berakhiran "Da".
Baris pertama dan kedua dianggap sebagai bagian sampiran dan baris ketiga serta keempat akan dianggap sebagai bagian isi. Inilah yang membuat pantun terasa berbeda dan khas dibandingkan sastra lain seperti puisi.Â
Sejatinya selain pantun 4 baris, masyarakatkita juga cukup familiar dengan pantun singkat 2 baris seperti :
Barang antik ditarik Andong
Hai cantik, kenalan dong
Punya Ragi diatas loyang
Selamat pagi, Sobat Kompasiana tersayang