Saya seandainya menjadi dirinya juga pasti kesal. Sudah susah payah menyiapkan drum kosong, membayar petugas pengangkut sampah eh justru tetangga dan warga tidak beretika main seenaknya ikut buang dan buat pekarangan depan kotor.Â
Alasan inilah yang jadi pertimbangan kenapa jarang ada rumah yang membuatkan tempat sampah khusus depan rumah sebelum diambil petugas kebersihan.Â
2. Rawan Didatangi Pemulung
Tetangga saya sempat kesal karena kelakuan pemulung. Sampah yang sudah terbungkus rapih justru diobrak-abrik oleh pemulung.Â
Wajar mengingat pemulung mencari barang-barang yang masih bisa dijual atau dimanfaatkan seperti botol, kertas, kardus, kaleng dan sebagainya.Â
Tidaklah kaget ketika akhirnya muncul larangan pemulung untuk memasuki suatu area tertentu atau ke permukiman warga. Ini karena kekhawatiran sampah yang sudsh dikumpulkan justru berantakan lagi.Â
3. Mengundang HewanÂ
Sampah yang dikumpulkan di depan rumah terutama sisa bahan makanan atau makanan bekas justru menarik kehadiran hewan seperti kucing dan anjing.Â
Mereka seringkali mengobrak-abrik sampah untuk mencari sesuatu untuk dimakan. Bikin kesal melihat sampah berceceran di jalan atau pekarangan karena ditarik oleh kucing atau anjing.Â
Selain itu lalat pun akan mudah ditemukan di area tumpukan sampah. Rasanya rumah yang banyak lalat dianggap kurang sehat atau higienis. Semakin mengganggu jika lalat tersebut masuk ke dalam rumah dan hinggap di makanan.Â