Kita sadar bahwa meminjam uang kepada orang lain pasti karena ada masalah finansial, kebutuhan mendesak namun dana tidak mencukupi atau ada insiden tidak terduga seperti dompet ketinggalan atau lupa membawa uang saat berbelanja.Â
Saat meminjam pun sering terucap kapan rencana pengembalian seperti besok, minggu depan atau saat gajian.Â
Namun seringkali dugaan meleset dimana kita belum ada dana membayar disaat jadwal yang disepakati.Â
Etika yang baik adalah sampaikan kendala apa adanya ketika kita belum mampu membayar sesuai kesepakatan. Jangan bersikap acuh atau menghindar ketika ditagih sesuai tanggal kesepakatan.Â
Inilah yang membuat si peminjam kesal karena si penghutang terkesan amnesia atau menghindar ketika ditagih. Rasa kepercayaan si peminjam pun akan memudar.Â
Saya salut kepada teman kerja yang berusaha jujur tentang kondisinya ketika jadwal pembayaran utang meleset.Â
"Pak, maaf ternyata saya belum bisa bayar saat ini karena belum ada uang"
"Pak, saya baru ada uang segini. Saya cicil bayarnya bolehkah? "
Bagi saya, pernyataan seperti ini lebih baik dibandingkan menghilang atau memblokir kontak karena takut ditagih.Â
Dalam perspektif saya, ketika kita berusaha terus terang dengan kondisi finansial yang belum mampu membayar sesuai kesepakatan. Tidak sedikit si peminjam memaklumi dan memberikan kelonggaran khusus.Â
Saya pun paham bahwa keadaan finansial orang tidaklah sama. Ketika ia tetap menyampaikan kondisi apa adanya dan menunjukan itikad baik untuk membayar. Saya bisa memaklumi dan tetap bersedia membantunya dikemudian hari.Â