"Randi, ku balik duluan ya" Tiba-tiba Dika mematikan laptop dan memasukan buku dalam tas dengan tergesa-gesa.Â
"Lah, kok balik. Gak asyik banget ah" Kataku kesal
"Sorry Ran, perutku tiba-tiba mules. Udah ya ku duluan. Udah gak kuat nih" Tanpa panjang lebar, Dika pergi meninggalkanku. Padahal cuaca masih hujan gerimis.Â
Kekesalanku kian bertambah pada si Dika. Udah datang telat, eh sekarang dia pulang duluan. Sumpah malam itu perasaanku jadi badmood.Â
Ketika masih menahan rasa kesal, tiba-tiba terdengar suara HP berbunyi. Sebuah pesan chat masuk ke HP.Â
Sebuah pesan dari si Dika. Hatiku kian gondok mendapatkan pesan dari si Dika.Â
Randy, sorry ku buru-buru balik. Kamu buruan balik deh. Aku tadi waktu cari pulpen yang jatuh di meja. Aku lihat ada yang aneh dengan cewek di seberangmu. Kamu gak aneh, dia dari tadi cuma duduk nunduk tanpa bicara. Dia gak nampak kaki Rand, aku rasa dia bukan manusia. Buruan pergi dari sana.Â
Pesan chat Dika membuatku kaget. Aku ternyata terlalu sibuk dengan aktivitasku tanpa sadar bahwa ada yang aneh dengan wanita di depanku. Pantas sejak dia datang, aroma tidak biasa sudah tercium dan nampak berbeda.Â
Otakku langsung paham. Jangan-jangan wanita itu sosok Kuntilanak yang selama ini sering dibicarakan oleh banyak mahasiswa di kampus.Â
Sosok kuntilanak usil yang suka mengganggu mahasiswa. Masa iya wanita di depanku ini kuntilanak yang dibicarakan.Â
Tanpa banyak kata, keringat dingin membasahi tubuh. Seketika ku matikan laptop, mencabut kabel laptop yang dari tadi terpasang.Â