Kami bergegas mengikuti Saras masuk ke dalam Griya. Suasana Griya terasa sejuk, ada bale besar di dalam Griya dengan tanaman bunga Kamboja dan Cempaka menghiasi sekitar Griya.Â
Kedatangan kami disambut oleh orang tua dan beberapa kerabat Saras. Pakaian mereka sangat kental masyarakat Bali. Kaum pria menggunakan kain putih dan kemeja putih.Â
Seorang lelaki bertubuh tinggi sedikit tambun dengan jenggot menyapa kami. Ternyata ini Ratu Ajik (sapaan ayah) yang tadi dihubungi oleh Saras.Â
Satu persatu kami salim kepada keluarga dan kerabat Saras yang menyambut kami pagi itu. Disuruhnya kami istirahat, mandi dan istirahat.Â
Saras menemani Randi dan Ayu menuju sebuah ruangan untuk menunaikan sholat Dhuha. Aku hanya bisa menunggu di Bale besar yang ada di tengah Griya ditemani oleh ayah Saras dan beberapa kerabat pria lainnya.Â
"Gimana pengalaman semalam, apa Dek Indra takut?" Ratu Ajik bertanya padaku
"Saya gemeteran Jik, saya baru pertama kali ini melihat hantu leak"
"Itu bukan hantu. Leak itu hanya makhluk jadi-jadian" Ungkap Ajik meluruskan perkataanku
"Beginilah Bali. Sarat budaya dan hal-hal sakral serta mistis" Ratu Ajik menambahkan lagi
"Saya masih syok Jik" Ungkapku jujur
"Tenang, nanti Ajik dan yang lain bantu menetralisir. Dek Indra istirahat dulu. Nanti tengah hari, kita kumpul lagi di Bale ini"Â