"Pak, masa Probition saya sudah berakhir. Apa bisa saya nego gaji?"
"Kamu fokus aja dulu kerja. Baru nanti nego gaji," ucap si atasan
Ini adalah sepenggal dialog yang diceritakan teman kantor saya saat dari divisi lain ketika dulu mencoba bernegosiasi gaji kepada atasan.
Dirinya bercerita bahwa gaji diawal bekerja di kantor terasa downgrade karena ditempat kerja sebelumnya, dirinya menerima gaji 2 digit. Namun ditempat saat ini, gajinya turun kembali ke 1 digit.Â
Alasan dirinya menerima tawaran kerja di perusahaan saat ini karena pertimbangan lokasi kerja yang dekat dengan suami dan jarang overtime. Selain itu sempat terlontar kalimat saat sesi interview bahwa jika sudah memberikan performa, si atasan siap menegosiasi gaji kembali. Inilah alasan mengapa dirinya berani menagih janji si atasan saat selesai masa probition.Â
Saya mungkin lebih beruntung dari dirinya. Entah kenapa atasan saya sering menaikan gaji tanpa saya meminta. Bahkan pernah dalam 1 tahun ada penyesuaian gaji lebih dari 2 kali. Suatu hal luar biasa mengingat masa karier saya masih tergolong baru.
Ketika saya sudah menduduki level manager saat inipun. Saya terbuka jika ada bawahan yang ingin bernegosiasi gaji. Namun ada beberapa hal yang tetap menjadi pertimbangan terkait layak atau tidak serta besaran nominal penyesuaian.
Ada beberapa trik yang ingin saya bagikan bagaimana agar gaji bisa naik atau melakukan nego gaji secara tepat. Ini berdasakan pengalaman saya dan orang di sekitar saya.Â
1. Buat Atasan Nyaman pada Kita
Istilah nyaman di sini bukan dalam konotasi negatif ya namun mengarah pada profesionalitas kerja.
Contoh sederhana ketika atasan memberikan tugas, staff mengerjakan dengan baik dan tepat waktu atau bahkan lebih cepat dari perkiraan. Ketika si atasan tengah cuti atau berada di luar kantor. Si staff bisa memback-up kerjaan dengan baik.Â
Kondisi ini membuat atasan menjadi nyaman dan percaya bahwa hal yang didelegasikan kepada si staff akan terselesaikan dan ter-manage dengan baik.
Seandainya kondisi ini sudah tercipta maka akan memperkuat bargaining position (posisi tawar-menawar) dalam hal kenaikan gaji. Bahkan tidak menutup kemungkinan, justru atasan sendiri yang berinisiatif menaikkan gaji tanpa harus diminta.
2. Perbanyak Keterampilan Diri
Ini adalah yang dilakukan senior saya saat negosiasi gaji di tempat kerja baru. Saya akui banyak keterampilan yang dirinya kuasai seperti proses produksi, QC, document control, sertifikasi untuk ISO, SNI, halal dan keamanan pangan, hingga Research and Development (RnD).
Ini karena selama kerja dulu, dia rajin meningkatkan keterampilan dengan ikut pelatihan dan workshop. Selain itu ia pun selalu tertarik dengan hal baru hingga menguasai beberapa bidang.Â
Tidak heran ketika hendak ada tawaran pekerjaan di perusahaan lain. Dirinya berani nego gaji lebih tinggi dan perusahaan baru setuju dengan gaji yang ditawarkan.Â
Kondisi ini dapat terjadi jika memang keterampilan yang kita miliki dianggap mumpuni dan dibutuhkan oleh perusahaan. Alangkah baiknya kita perkuat diri dengan berbagai keterampilan agar bisa melakukan negosiasi gaji dengan baik.Â
3. Ajukan Challenge ke Atasan
Seandainya dirasa sudah lama tidak ada penyesuaian gaji dari atasan maka mungkin kita bisa mengajukan challenge (tantangan ke atasan). Tantangan di sini bukan ngajak ribut namun berusaha membuktikan diri terhadap suatu hal.Â
"Pak, kalau target sales bulan depan tercapai. Saya mau nego gaji ya pak?"
"Pak kalau saya bisa mendapatkan supplier barang yang harganya lebih murah dengan kualitas yang tidak jauh dari supplier saat ini. Saya minta kenaikan gaji ya pak."
"Pak kalau tender yang saya ikuti lolos. Naikin dong gaji saya."
Ini adalah strategi yang bijak untuk meminta penyesuaian gaji karena kita memberikan performa terlebih dahulu kepada atasan dan perusahaan baru meminta penyesuaian.Â
Tantangan seperti ini tidak hanya bisa meningkatkan citra kita dihadapan atasan namun juga memacu semangat untuk berkontribusi lebih pada perusahaan.Â
Saya pun sering melakukan penyesuaian gaji kepada staff dengan memberikan tantangan tersendiri. Misalkan jika target sales yang diberikan tercapai 3 bulan berturut-turut, kerjaan selesai tepat waktu atau menyukseskan suatu program kantor.Â
Bagi saya usaha dan kerja keras anak buah untuk menunjukkan performa positif wajib diapresiasi. Meskipun penyesuaian tidak besar namun akan sangat berarti bagi staff tersebut karena perusahaan peduli dengan kinerja dirinya di kantor.Â
4. Bersedia Kerja Multi Tasking
Banyak karyawan yang merasa keberatan jika diberi tambahan tugas oleh atasan karena akan menambah beban kerja, mengurangi waktu santai di kantor ataupun membuat dirinya harus belajar lagi hal baru.Â
Misalkan staff purchasing diminta juga mengerjakan laporan stok barang, kasir merangkap sebagai admin umum, HRD merangkap sebagai operator telepon dan sebagainya.Â
Saran saya, permintaan ini jangan langsung kita tolak mentah-mentah. Nyatanya penambahan tugas ini justru menjadi senjata kuat untuk meminta penyesuaian gaji.Â
Perusahaan seharusnya tidak keberatan memberikan tambahan tunjangan daripada mengeluarkan dana untuk merekrut 1 orang khusus untuk mengerjakan tugas tertentu.Â
Ini juga dilakukan oleh manajemen jika dirasa ada 2 tugas yang bisa dikerjakan oleh 1 orang secara merangkap. Manajemen tidak keberatan menambah 1 juta sebagai tunjangan kerja karena lebih efisien dibandingkan mengeluarkan 4 juta untuk rekrut 1 orang. Apalagi di tengah situasi pandemi ini, banyak perusahaan berusaha melakukan efisiensi khususnya gaji karyawan.Â
5. Jadilah The Only One di Kantor
Seorang rekan yang merupakan kepala divisi transportasi tiba-tiba mengajukan resign ke perusahaan. Alasannya sederhana ingin mencari peluang mencari pekerjaan di perusahaan lain yang memberikan gaji di atas dari yang diterima saat ini.Â
Padahal rekan saya ini sangat diandalkan, memahami kondisi lapangan dan memiliki jaringan dengan petugas ataupun orang-orang penting di lapangan.Â
Artinya jika dirinya resign, perusahaan akan kehilangan sosok potensial dan akan pusing mencari penggantinya apalagi selama ini belum ada staff lain yang memiliki jaringan dan pemahaman sekuat dirinya.Â
Trik ini cukup jitu di mana manajemen bersedia bernegosiasi gaji dan tunjangan agar kepala divisi ini mengurungkan niat untuk resign. Posisi dirinya yang bertindak sebagai The Only One sangat menguntungkan karena perusahaan akan mempertimbangkan dengan seksama seandainya seorang karyawan potensial resign.Â
***
Adanya kenaikan atau penyesuaian gaji memang menjadi angin segar bagi karyawan. Apalagi jika dirasa gaji yang diterima saat ini masih dibawah harapannya. Namun meminta penyesuaian gaji pun pasti butuh pertimbangan dari sisi manajemen.Â
Sebaiknya sebelum mengajukan penyesuaian gaji. Kita harus paham dulu potensi diri dan kemampuan tawar kita ke manajemen. Jangan sampai manajemen belum merasa melihat performa lebih dari diri si karyawan sehingga permintaan penyesuaian gaji tentu akan ditolak seketika.Â
Lima hal yang saya paparkan diatas bisa menjadi acuan bagaimana kita memperkuat posisi tawar kita ke manajemen. Cara ini permah dilakukan oleh saya ataupun orang di sekitar saya dan terbukti memberikan hasil yang baik.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H