Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Kisah Mistis: Villa Dewa dan Leak Gegendu

17 Agustus 2021   20:15 Diperbarui: 23 Oktober 2023   23:09 7284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perwujudan Rangda di Bali. Sumber Slickster Magazine

3 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk mengubur sebuah kenangan yang sebenarnya tak ingin terjadi pada hidupku. Namun apa daya, biarlah pengalaman itu menjadi kisahku dengan Pulau Bali. 

Kisah ini berawal ketika aku berwisata bersama 3 sahabat di Pulau Bali. Sebenarnya perjalanan saya ke Bali bersama 2 orang sahabat yaitu Randi dan Ayu. 

Kami berangkat dari Kota Malang mengendarai sebuah mobil sedan. Perjalanan terasa menyenangkan karena ini adalah agenda yang sudah dirancang 2 bulan. Tepatnya agenda merayakan kelulusan Ayu yang resmi menyandang gelar mahasiswa Ilmu Komunikasi. 

Sebegitu antusiasnya hingga saat menyeberangi Selat Bali. Aku memilih berdiri di atas kapal feri. Merasakan kerasnya angin pagi yang sudah lama ku impikan. Bisa dikatakan aku seperti oramg udik karena pengalaman pertama ke Pulau Bali. 

Butuh waktu 2 jam dari pelabuhan Gilimanuk menuju daerah Abian Tuwung, Tabanan. Agenda pertama kami adalah menjemput Saras, sahabat kami lainnya. Ya, Saras adalah gadis Bali yang juga teman seangkatan di jurusan. 

Aku, Randi dan Saras merupakan sahabat di jurusan Hubungan Internasional di kampus Malang.  Ayu adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi yang sekaligus pacar si Randi sejak masa Ospek dulu.

Kisah mistisku justru dimulai ketika selesai menjemput Saras dan menuju Villa di daerah Ubud.

***Perjalananku ke Villa Dewa***

"Yu, coba cek di maps. Bener gak ini arah ke villa Dewa? " Tanya si Randi ditengah sibuk menyetir

"Benar kok. Nanti 300 meter belok ke kiri terus tinggal lurus aja" kata Ayu saat itu

Kami agak ragu terkait lokasi Villa yang kami sewa. Entah kenapa lokasinya begitu terpencil dan jauh dari jalan utama. 

Pemandangan memang indah. Sepanjang jalan di kanan-kiri terbentang sawah. Bahkan kita melewati beberapa pura yang dibangun diperempatan jalan. 

Bagiku yang suka alam dan keheningan, lokasi ini sangat pas untuk menghilangkan kepenetan. 

"Ran, pelan-pelan. Sebentar lagi kita sampai." Pinta si Ayu

"Itu kayaknya villa Dewa" Tambahnya lagi

"Wow, bagus villanya". Seketika kata itu keluar dari mulutku. 

Villa dengan ornamen khas Bali terlihat dari 100 meter. Semakin mendekat semakin terlihat memukau. Pintu gerbangnya saja terbuat dari tembok pasir hitam lengkap dengan motif Bali. Dikelilingi pemandangan sawah indah serta terdapat aliran sungai kecil di samping villa. 

Meski tampak sebagai bangunan tua namun justru bagiku Villa ini memiliki nilai artistik khas Bali. Di pintu gerbang pun tertulis papan info Vila Dewa dengan tulisan latin dan aksara Bali. 

"Ada penjaganya gak ya", Randi bertanya padaku. 

" Hmm, harusnya ada. Coba ku ketuk gerbangnya", jawabku. 

Kebetulan di depan pintu ada semacam ornamen lingkaran besi untuk memberi tanda.

Tidak butuh waktu lama, tiba-tiba pintu villa terbuka. Tampak seorang bapak berusia sekitar 40 tahunan menyapa kami. 

"Om Swastyastu" Kataku memberi sapa

"Om Swastyastu" balas bapak itu. 

"Adik-adik yang sewa vila untuk malam ini ya? Tanya si bapak

"Iya pak. Maaf kami kesorean Check In. Tadi wisata dulu ke Monkey Forest".

Aku personal memang agak sungkan karena memang kami check in menjelang sore. Khawatir si penjaga tengah bersantai. 

" Gpp, ayo silakan masuk. Saya minta KTP ya buat pendataan" Pintanya

"Wuah salut ya. Bapak ini melek teknologi" Si Ayu tiba-tiba nyeletuk dari belakang ketika melihat si bapak tengah memegang gadget sambil memastikan data kami sambil menfoto KTP yang kami berikan. 

"Nama saya Pak Nyoman. Kalau adik-adik butuh sesuatu. Nanti bisa panggil saya disana" Si bapak itu menunjukan sebuah rumah kecil yang seakan sengaja dibangun pemilik villa untuk tempat tinggal Pak Nyoman. 

"Semoga Betah ya menginap disini" Katanya lagi sambil menepuk bahu kami satu persatu. 

Namun ketika Pak Nyoman menepuk bahu si Saras. Tiba-tiba hal tak terduga terjadi. 

"Tiang Dayu, Pak Man (Saya Dayu, Pak Nyoman)" Ujar si Saras sambil menepuk kembali bahu si Pak Nyoman. 

Saya dan Randi saling berpandangan seakan kaget melihat Saras berkata cukup lantang dan menepuk balik si Pak Nyoman. 

Rasanya kurang etis, bertindak seperti itu. Namun saya pikir Saras mungkin sudah letih ingin segera istirahat. 

"Oalah Gek Nak Dayu (Oalah adik orang Dayu)". Gek adalah sapaan untuk gadis di Bali

Aku baru tahu jika Dayu itu singkatan dari Ida Ayu. Gelar nama berdasarkan kasta di Bali. Rasa penasaranku terjawab sudah sejak awal kuliah ketika baru mengenal si Saras. Namanya terasa khas Bali yaitu Ida Ayu Kadek Saraswati. 

"Silakan istirahat dulu, tadi kan habis wisata mungkin sudah capek". Si bapak menasehati sambil memberikan kembali KTP yang sempat dirinya minta. 

*** Villa Dewa Yang Mistis***

Kami pun bergegas menempati kamar terpisah. Saya dan Randi berada di kamar paling depan. Ayu dan Saras berada di kamar dekat pintu dapur.

Ilustrasi Rumah Ornamen Bali. Sumber Thegorbalsla
Ilustrasi Rumah Ornamen Bali. Sumber Thegorbalsla

Aku cukup takjub, interior Villa memiliki desain indah. Ketika masuk ruang tamu sudah disambut patung penari bali. Bahkan tembok pun ada lukisan sawah yang indah. Seakan merepresentasikan pemandangan sawah di sekitar villa. 

Belakang Villa ada pintu kecil mengarah ke kolam renang. Di sekitar kolam sengaja ditanami pohon bunga kamboja seakan menambah kesan Bali. 

Ruang depan villa pun ada terdapat meja kecil untuk mengobrol atau sekedar bersantai. Halaman depan ada mainan ayunan, prosotan dan papan jungkat jungkit. Cocok bila tamu adalah keluarga yang membawa anak kecil. 

Kesan mistis tetap ada, di paling ujung kanan villa pohon bambu kuning serta tidak jauh juga tertanam pohon mangga yang cukup besar. Rasanya bagi yang bermental penakut pasti menghindari pergi ke lokasi tersebut. 

***Memahami Sikap Saras Tak Biasa***

Jam menunjukkan pukul 7.12 malam. Kami berempat duduk santai di ruang depan sambil berdiskusi agenda wisata besok hari. 

"Ras, besok agendakan ke Tegallalang ya? " Pinta si Ayu memulai diskusi. 

"Iya, kalian mau kemana lagi nanti saya arahkan" Kata Saras saat itu

"Di sekitar Ubud emang ada wisata apa aja?" Tanya Randi

"Klo bisa yang ada nuansa alam ya" Celetukku

"Ehmm, banyak sih. Ada Bukit Campuhan yang lagi viral, Tegallalang, Puri Ubud, Bali Zoo, ntar ku browsing lagi" kata Saras menjelaskan ke kami. 

"Kemanapun ok. Yang penting kamu jadi guide kami. Lumayan dapat guide gratis" Celetuk si Ayu

Kami tertawa mendengar celetukan tersebut. Ya wajar mumpung Saras asli Bali. Kami tidak perlu pusing mencari guide. Apalagi untuk urusan tawar menawar saat beli oleh-oleh nanti. Kemampuan bahasa Bali Saras akan sangat dibutuhkan. 

"Wuah, asyik sekali mengobrolnya" Pak Nyoman tiba-tiba muncul dari arah samping Randi. 

"Ini ada minuman teh hangat. Cocok buat nemenin ngobrol di malam sedingin ini" Katanya saat itu

"Pas banget pak" Kataku semangat. Beruntung sekali kami mendapat penjaga villa seramah Pak Nyoman. Dirinya yang masih terlihat bugar seakan berusaha membaur dengan tamu yang menginap. 

Empat cangkir teh hangat diletakkan satu persatu di meja yang ada di depan kami. 

"Silakan diminum tehnya biar badan terasa hangat" kata Pak Nyoman

Tiba-tiba Saras yang tadi ikut tertawa karena candaan Ayu mengambil salah satu cangkir. Entah karena sudah haus, Saras meniup cangkir tersebut seperti berusaha agar teh tidak terasa panas lagi. 

Krakkkkkk... Cangkir pecah tiba-tiba di tangan Saras. 

Kami syok. Teh yang masih panas membasahi sebagian baju Saras

Dengan sigap Ayu mengambil handuk kecil dan membersihkan baju Saras yang terkena tumpahan teh. 

Pak Nyoman ikut panik. Dirinya panik seakan tidak menyangka cangkirnya bisa pecah saat itu. 

"Bapak gantikan yang baru ya? " Kata pak Nyoman merasa bersalah

"Gak usah pak. Ini teh dibawa balik saja" Kata Saras menyodorkan teh yang lain ke Pak Nyoman

Sungguh ini kedua kalinya aku melihat Saras bersikap "kurang sopan" pada Pak Nyoman. Namun mungkin ada sesuatu yang disembunyikan oleh Saras

"Yaudah, saya bawa balik ya tehnya. Maaf cangkirnya pecah ke Gek Dayu" Ujar Pak Nyoman merasa bersalah

"Mohon maaf ya Pak" Randi mengucapkan penyesalan karena kejadian itu

Tidak butuh waktu lama Pak Nyoman balik kembali ke tempat tinggalnya yang ada di pojokan Villa. 

"Kamu kenapa sih bersikap agak kasar ke Pak Nyoman" Tanyaku dengan tegas. 

"Ku kira cuma aku aja yang ngerasa kaya gitu" Timpal Randi. 

"Pak Nyoman itu mirip Guru Olahraga di SMA dulu yang hobi grepe-grepe tangan siswi cewek" Celetuk si Saras

Kami saling berpandang sejenak seakan merasa aneh. Kenapa pengalaman pribadi dilimpahkan kepada Pak Nyoman yang tidak tahu apa-apa. 

"Bulannya kok gak terlihat ya" Ayu tiba-tiba berusaha memecah rasa kikuk yang ada diantara kami

"Ini lagi Tilem" Saras menjawab si Ayu

"Apaan itu" Tanya Ayu lagi

"Di Bali, istilah bulan tampak gelap seperti tidak ada cahaya dinamakan Tilem. Kebalikan dari Purnama" Papar si Saras berusaha menjelaskan ke kami

"Ooooo" Kata itu keluar serempak diantara kami bertiga

Kami pun tertawa kembali karena kekompakan kami berkata Ooo bersamaan ibarat suara sapi. 

Percakapan pun berlanjut hingga tidak terasa jam 10 malam dan kami pun kembali ke kamar masing-masing. 

*** Suara Hewan Itu Menggangguku***

Entah kenapa malam ini suasana begitu panas meskipun telah dihidupkan AC. Keringat membasahi wajah. Suara anjing menggonggong terdengar sahut-menyahut dari luar villa. 

Ku lihat jam dinding menunjukkan pukul 11.28. Tanda sebentar lagi tengah malam namun ku terganggu dengan suara anjing yang menggonggong tiada henti. Suara kodok pun saut menyaut memecah kesunyian malam. 

Jujur ada rasa takut saat itu seakan mengalahkan rasa kantukku. Villa desain tua, suara hewan di tengah malam seakan membuatku susah terpenjam. 

Tidam butuh waktu lama bulu kuduk pun berdiri. Suara anjing menggonggong membuatku teringat suara serigala di film horor. 

"Ran, Ran" Aku berusaha membangunkan si Randi yang tengah mendengkur dengan nyenyaknya. 

"Ran, kamu gak kepanasan? " Tanyaku. Namun hanya dibalas suara dengkur yang kian meninggi

Aku harus tidur sekarang. Aku sudah janji besok aku yang menyetir ke lokasi wisata. Jangan sampai badan tidak fit besok pagi karena kurang tidur. 

Ku paksa mata terpejam saat itu. Mencoba menghitung domba sebagai trik tidur jaman dulu. Biasanya cara ini berhasil membuatku tertidur dalam hitungan menit. 

Sesekali ku berdoa kembali berharap suara anjing dan kodok segera berlalu. Berselang 15 menit, suara anjing dan kodok tiba-tiba berkurang dan berhenti. Mataku pun seketika mulai terpenjam untuk istirahat. 

*** Pertemuanku Dengan Leak Gegendu***

Jam menunjukkan 02.46 WITA, aku teringat karena tiba-tiba ku terbangun dan langsung melihat jam di atas dinding kamar. Kerongkonganku terasa haus. Mungkin efek cuaca panas yang tadi melanda sepanjang malam. 

"Ran, ran. Temanin ke dapur dong" Pintaku berusaha membangunkan Randi yang tidur di kasur sebelahku. 

Entah kenapa Randi susah sekali dibangunkan. Apakah efek menyetir seharian ini. 

Tanpa pikir panjang ku pun keluar kamar menuju dapur untuk mengambil gelas. Ketika kaki hendak menuju kulkas yang ada di ruang tamu. Entah ada sesuatu yang menarik pandanganku. 

Firasatku ada seseorang tengah beraktivitas di taman villa. Namun mungkinkah jam segini ada orang disekitar villa. Mungkin Pak Nyoman tengah berkeliling Villa. 

Perasaanku berkecamuk dalam hati. Ada rasa penasaran untuk mengintip dari balik tirai. 

Ilustrasi Leak Gegendu. Sumber Payana Dewa 
Ilustrasi Leak Gegendu. Sumber Payana Dewa 

"Astaga, apa itu" Ujarku dalam hati

Ada seekor kuda di taman Villa. Tapi ada sesuatu yang aneh dan tampak tak biasa

Ku perhatikan dengan detail. Mungkin aku salah melihat. 

Ini nyata, seekor kuda tengah berdiri di taman Villa. Milik siapa itu? Aku mulai menerka-nerka karena Pak Nyoman tidak menujukkan ada hewan kuda di sekitar Villa

Aku berusaha mengucek mata memastikan penglihatanku lagi. Kaki kuda ada 3, 1 kaki depan dan 2 kaki di belakang. 

Posisi kuda buntung, aku langsung terperajat. Tapi mana mungkin kondisi kaki 3 bisa berdiri layaknya hewan normal. 

Kupingnya pun tampak beda. Ini pertama kali ku melihat kuping kuda begitu panjang. Hampir menyentuh tanah. 

Itu hewan apa? Darimana asalnya? Kenapa ada di Villa kami? Begitu banyak pertanyaan dalam hati. Sempat mengira ini mimpi namun tidak, aku merasakan sakit ketika ku cubit lenganku saat itu

Ku perhatikan seksama, kejadian langka ada kuda berkaki 3 di hadapanku. Berjalan tertatih-tatih karena kaki tak sempurna. 

Ilustrasi Penampakan Leak Gegendu. Sumber Bali Factual News
Ilustrasi Penampakan Leak Gegendu. Sumber Bali Factual News

Kuda itu berjalan di dekat area bermain tepatnya di samping prosotan. Aku melihat lebih seksama dan pasti akan menjadi cerita seru jika diceritakan ke Randi, Ayu dan Saras besok apa yang ku lihat. 

"Indra, nunduk! " Genggaman tangan menarik wajahku dari balik tirai

"Saras" kata ku tak percaya. Ternyata keseriusan ku melihat kuda itu membuatku tak sadar ada Saras tepat di belakangku. 

"Itu kuda apa ya Ras? " Tanyaku pada dirinya

"Itu leak Gegendu" Kata saras berbisik

"Leak? Beneran? Bukannya leak itu mitos" Tanyaku memastikan lagi

"Leak itu makhluk jadi-jadian" Kata si Saras dengan wajah serius

"Tapi itu kuda. Bukan leak itu yang kepala terbang dengan usus terurai atau bentuk makhluk taring panjang kaya di TV" Aku memastikan lagi tetap tidak percaya

"Itu leak Gegendu. Ilmu leak tingkat menengah. Biasanya orang yang memiliki ilmu itu bisa berubah menjadi hewan tak biasa. Seperti kuda itu"

Aku kaget dan bulu kudukku langsung merinding mendengar cerita si Saras. Ini Pulau Bali, pulau yang menyimpan banyak budaya dan kearifan lokal. 

Ini pertama kali aku bertemu sosok leak di depan mata

"Aku kira kamu terkena ajian Pesirep" Saras menatapku dengan tajam

"Apaan itu" balasku dengan ketidakpahaman

"Kamu tadi pasti dengar suara anjing menggonggong dan suara kodok yang ribut diluar villa"

Aku mengangguk karena memang aku mendengarnya tadi sebelum tidur

"Itu tanda bahwa ada yang mempraktekan ilmu leak di sekitar kita" ungkap Saras pelan-pelan

"Mereka yang akan praktekan ilmu leak pasti menggunakan ajian Pesirep agar orang atau makhluk di dekatnya tertidur"

"Aku kaget karena barusan aku mendengar suara pintumu terbuka dan kamu tengah mengintip dari balik jendela" papar Saras dengan detail

Entah apa yang merasuki saat itu. Aku hanya bisa mengangguk setiap mendengar kata demi kata yang terujar dari si Saras. Antara mengerti namun otakku masih tertuju pada penglihatanku barusan

Kedubrakkkkk, pintu depan villa terbuka tiba-tiba. Kejadian ini semakin mengagetkan ku karena ku ingat tadi selepas kumpul di ruang depan. Ayu sudah mengunci pintu ruang depan villa.

"Ras" teriakku kaget mendengar pintu terbuka seketika

"Dia sepertinya sadar ada kita yang sedang mengintipnya" Saras menghela nafas seakan tengah mengumpulkan keberanian

"Kita harus gimana Ras" Ujarku penuh kebingungan. Jujur ada rasa takut saat itu

"Ehmmm. Kita usir leak itu" kata Saras padaku

"Apa?" Aku seakan tidak percaya perkataan Saras. Ini beneran kita mengusir makhluk jadi-jadian

Belum selesai otakku berpikir, Saras mulai berdiri dan menuju keluar Villa. Aku buru-buru menyusul Saras khawatir terjadi apa-apa

"Magedi Ulin dini (Pergi dari sini)', aku berusaha mengingat apa yang dikatakan Saras saat itu

"Magedi (Pergi)" teriak Saras lebih keras

Aku makin bingung harus berbuat apa. Di depanku tampak jelas kuda berkaki tiga tengah menatap ku dengan Saras.

Kenapa Ayu dan Randi tidak segera bangun. Apakah ini efek Ajian Pesirep yang dikatakan Saras tadi

Aku berusaha melihat sekitar. Ada sebuah asbak kayu diatas meja yang tadi dipakai Randi saat merokok di ruang depan.

Ku ambil asbak itu

"Pergi, jangan ganggu kami" aku berteriak dengan lantang sambil melemparkan ke Kuda jadian-jadian itu. 

Plakkkk, asbak itu mengenai badan si kuda. 

Kuda itu seakan marah. Matanya berwarna merah, dari mulutnya keluar suara layaknya kuda. 

Aku makin takut, kuda itu menatap tajam ke arahku seakan marah telah melemparkan benda ke tubuhnya.

Kuda kaki tiga itu mengambil ancang-ancang seakan ingin menyerang ku balik

Saras yang melihat mengeluarkan sebuah kendi kecil dalam saku celananya.

"Apa itu Ras?" Bibirku terasa bergetar saat bertanya

"Ini air Tirta. Air suci" 

"Megidi Ulin Dini" Saras mencipratkan air itu ke arah Leak tersebut

Leak itu berubah pikiran. Ketika hendak ingin menyerang ku, leak berwujud kuda itu seakan menuruti Saras

Kuda berjalan pelan menuju pohon mangga yang ada di pojok Villa. Kuda itu Menghilang di balik pohon mangga dan muncul bola api terbang menuju ke sawah di samping Villa

Aku ingat betul bola api itu muncul dan terbang ke langit namun tidak membakar apapun. Mirip bola santet yang sering diomongkan di daerah asalku di Jawa.

"Ayo kita segera bangunkan Randi dan Ayu. Kita balik ke Griya ku. Kamu dalam kondisi bahaya" Kata Saras kepadaku

"Maksudnya aku dalam bahaya?" Ujarku tidak mengerti

"Tadi kamu sempat melempar benda ke leak itu. Wujud asli leak itu akan mencarimu untuk minta apapun sebagai obat. 

Apapun yang kamu kasih adalah obat baginya. Bisa jadi leak itu akan menuntut balas jika sudah mendapatkan obatnya

Tubuhku terasa lemas mendengar penjelasan Saras. Aku tak siap harus bertemu dengan leak itu lagi.

Seketika ku bangunkan Ayu dan Randi. Mulai mengemas barang dan saat itu juga kami menuju rumah Saras yang disebut Griya di Tabanan.

Kisah mistis di Villa Dewa, kisah yang berusaha ku hapus dari kenangan selama 3 tahun ini.

Part 2 : Aku dan Teror Leak Villa Dewa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun