Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"White Lies" Sebuah Kebohongan dari Sudut Pandang Berbeda

15 Juli 2021   08:45 Diperbarui: 15 Juli 2021   08:55 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya percaya Simon dan Joni akan berterimakasih dan berhutang budi pada warga serta camat yang rela melakukan suatu kebohongan untuk menyelamatkan nyawa mereka. Tanpa kebohongan tersebut mereka pastilah menjadi bagian dari korban yang dibantai saat itu. 

2. Kebohongan Untuk Mendidik

Tidak jarang untuk mendidik anak atau oramg lain perlu dilakukan dengan cara berbohong. Ini bisa jadi sikap si anak yang terlalu aktif, selalu ingin tahu dan susah diingatkan dengan cara biasa. 

Contoh munculnya mitos, "jika membuang nasi maka nasi akan menangis". Secara logika, ini adalah suatu kebohongan karena nasi bukanlah makhluk hidup yang bisa mengungkapkan ekspresi seperti sedih. 

Kebohongan ini bertujuan untuk mendidik anak agar tidak membuang makanan serta mengambil porsi makanan secukupnya. Orang tua menilai bahwa membuang makanan sebagai tindakan mubazir dan tidak mensyukuri rejeki ditengah banyak saudara diluar sana yang kelaparan karena tidak memiliki nasi untuk dimakan. 

Saya cukup sering menemukan orang tua yang mengucapkan mitos sakti ini kepada anak ketika tengah menyuapi atau mendampingi anak ketika makan. Cara ini tergolong berhasil dimana anak berusaha untuk menghabiskan makanan agar tidak tersisa. 

3. Kebohongan Untuk Bertahan Hidup

Jika pada poin pertama kebohongan dilakukan untuk menyelamatkan orang lain mala pada poin kebohongan harus dilakukan untuk dirinya bertahan hidup. 

Saya mengambil kisah hidup Nabi Ibrahim (bagi umat muslim) atau Nabi Abraham (bagi umat kristiani) dimana dirinya harus berbohong dengan mengatakan Sara/Sarah yang merupakan istrinya sebagai saudari perempuan kepada Raja Firaun. 

Tujuannya kebohongan ini demi menyelamatkan dirinya beserta istri dari kezaliman raja Firaun yang terpesona akan kecantikan Sara/Sarah. Seandainya Ibrahim/Abraham tidak berbohong, Firaun bisa saja membunuh dirinya untuk merebut istri tercinta. 

Dari kisah ini saya kita memahami bahwa ada kondisi dimana keselamatan hidup kita ada di persimpangan jalan dan kebohongan menjadi cara yang harus dilakukan. Kondisi terdesak ini membuat kita mau tidak mau harus melakukan kebohongan setidaknya demi keselamatan hidup kita pribadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun