Kedua, Komunikasi dan Sharing Kerjaan. Ada sisi positif ketika antar rekan kerja saling sharing dan berkomunikasi terkait kerjaan. Kasus cuti staff purchasing di kantor saya yang bisa diback up oleh staff lain adalah contoh sederhana.Â
Rekan kerja lain memperhatikan dirinya ketika tengah mencari supplier/vendor melalui internet, melakukan negosiasi harga ataupun penginputan data. Ketika mendapatkan pelimpahan tugas, rekan kerja lain mencoba memflashback apa yang dikerjakan oleh rekannya tersebut.Â
Tentu saja ini dengan adanya komunikasi dan sharing kerjaan menciptakan kemudahan tersendiri bagi rekan yang dilimpahkan tugas. Mereka tidak stres atau bingung harus melakukan apa ketika diminta membantu mengerjakan tugas rekan yang sedang cuti.Â
Ketiga, Empati dan Tahu Terima Kasih. Cara ini terkesan sederhana namun memberikan dampak yang luar biasa.Â
Ketika tidak ada rasa empati antar sesama karyawan maka akan susah menciptakan shadow partners yang siap membantu kapanpun. Ini karena mereka lebih mementingkan ego pribadi dibandingkan ingin membantu orang lain.Â
Disisi lain tahu berterima kasih ketika telah dibantu juga harus diciptakan. Misalkan ketika saya mengajukan cuti karena ingin liburan keluar kota. Rekan saya bersedia membantu kerjaan selama cuti.Â
Ketika saya balik kerja, saya membawakan souvenir ataupun makanan khas dari tempat saya berlibur khusus untuk rekan-rekan yang membantu kerjaan selama cuti sebagai ucapan terima kasih.Â
Kadangkala masih ada keraguan antar sesama rekan kerja untuk membantu rekannya yang tengah cuti karena tidak ada ucapan terima kasih ketika sudah dibantu. Alhasil ketika dirinya mengajukan cuti lagi, nyaris rekan kerja lain enggan untuk membantu dengan ikhlas.Â
Hal yang bisa kita tanam di pikiran kita, bila tidak ada rekan kerja yang mau memback up tugas di kantor. Mungkin cuti saya tidak akan tenang dan setiap saat akan diganggu oleh urusan kerja.Â
Saya pernah merasakan tidak enaknya cuti diganggu oleh orang kantor yang menanyakan uruaan kerja. Padahal saya berharap cuti dengan pikiran yang tenang.Â
Ternyata saya menyadari bahwa saya belum memiliki shadow partners yang bersedia dan mampu memback up kerjaan seperti yang diterapkan oleh staff di Pasuruan.Â