Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ketika Kerja Tak Sejalan dengan Jurusan, Apakah Suatu Kegagalan?

2 Maret 2021   15:14 Diperbarui: 26 Maret 2021   01:23 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karyawan yang Depresi Ketika Bekerja (Istockphoto.com)

Kamu ini lulusan Ilmu Gizi, kok kerjanya malah di bank?

Anak Hubungan Internasional tuh harusnya kerja di Kantor Duta Besar, bukan? Kok malah di perusahaan air minum?

Bukannya anak Psikologi tuh kerja di divisi HRD. Kok kamu mau sih kerja jadi marketing?

Ungkapan seperti ini terlalu sering saya dengar bahkan saya alami sendiri. Pertanyaan bertubi-tubi mengapa bekerja tidak sejalan dengan jurusan sekolah atau kuliah? Pertanyaan ini terlontar dari teman kerja, tetangga atau bahkan keluarga sendiri.

Kesal? Pastinya karena nasib orang tidak pernah ada yang tahu. Manusia memang bisa berencana namun jalan karir kita tentu tetap Tuhanlah yang menggariskan.

Nyatanya bekerja di ranah yang berbeda dengan jurusan selama kuliah saya anggap bukanlah bentuk suatu kegagalan. Mengapa?

Aplikasi Ilmu Itu Luas

Ketika ada pikiran bahwa lulusan hukum harus jadi pengacara, lulusan psikologi harus bekerja di ranah HRD atau kerja di bank hanya cocok untuk mereka yang lulusan ilmu perbankan atau ekonomi, maka sejatinya kita terjebak dalam mindset keilmuan.

Sejatinya aplikasi ilmu itu luas, setidaknya itulah pandangan saya selama bekerja setelah lulus kuliah. 

Saya seorang lulusan Ilmu Hubungan Internasional justru berkecimpung bekerja di perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).

Saya sudah kenyang pertanyaan kenapa tidak daftar di Kemenlu, kenapa gak kerja di instansi internasional seperti lembaga PBB dan sebagainya. 

Nyatanya ketika saya bekerja di perusahaan AMDK, saya masih bisa mengaplikasi keilmuan yang saya dapatkan selama kuliah.

Ah yang benar?

Pertanyaan keraguan yang sering dilontarkan dari orang sekitar. Saya dengan yakin menjawab bahwa itu benar dengan memaparkan beberapa alasan keyakinan saya. 

Ketika saya sempat dipercaya sebagai staff marketing di perusahaan AMDK. Saya mengaplikasi ilmu negosiasi dan diplomasi yang saya dapatkan di salah satu mata kuliah jurusan. 

Di sana ketika bertemu dengan klien, saya akan meyakinkan mereka tentang keunggulan produk yang saya miliki dan bernegosiasi agar klien dalam hal ini divisi purchasing untuk mau menggunakan AMDK dari brand perusahaan saya bekerja.

Nyatanya ilmu yang saya dapatkan selama kuliah sangat bermanfaat dan berguna selama saya bekerja sebagai marketing. 

Saya sering mendapatkan klien potensial dan bersedia menggunakan brand yang saya promosikan.

Ketika saya dipercaya sebagai manager, saya mengaplikasikan ilmu dari mata kuliah ekologi lingkungan saat mengatur aktivitas di pabrik. 

Saya aktif dalam melakukan aksi penanaman pohon bekerja sama dengan badan lingkungan hidup dan LSM lingkungan sebagai bentuk kontribusi terhadap lingkungan. 

Keilmuan yang saya dapat semasa kuliah bahwa aktivitas ekonomi harus tetap sejalan dengan pelestarian lingkungan dapat saya realisasikan ketika bekerja saat ini.

Saya merasa ketika kita bekerja di bidang yang tidak sejalan dengan jurusan maka bukan berarti kita gagal dan menganggap itu adalah kerugian besar bagi keilmuan kita. 

Nyatanya banyak aktivitas yang tanpa disadari di mana pun kita bekerja, kita masih bisa mengaplikasikan keilmuan yang kita dapat selama kuliah meskipun dalam porsi yang besar ataupun kecil.

Lulusan Ilmu pertanian kerja di bank justru sangat menguntungkan bagi perusahaan. Ini karena banyak petani yang mengajukan pinjaman kredit dengan jaminan hasil pertanian atau lahan pertanian. 

Mereka yang lulusan Ilmu pertanian pasti bisa memberikan penilaian yang obyektif terhadap aktivitas pengajuan kredit bagi petani.

Tidak ada mubazir dalam mendalami sebuah keilmuan karena Ilmu kita bisa bermanfaat di mana pun dan kapan pun kita berada.

Wawasan Baru Terbuka Untuk Didapatkan

Ketika kita bekerja di tempat yang bukan ranah keilmuan justru memberikan kita peluang untuk berkembang dan mendapat wawasan baru. Misalkan dirimu lulusan Psikologi namun bekerja di marketing di perusahaan farmasi.

Mau tidak mau pasti kamu dituntut untuk belajar tentang hal baru seperti kemampuan marketing dan dunia farmasi. Artinya secara perlahan kamu justru akan menguasai banyak bidang keahlian. 

Keahlian utama tetap pada Ilmu psikologi yang didapat selama kuliah, ilmu marketing dari pengalaman selama bekerja dan ilmu tentang kesehatan karena kita bekerja di perusahaan farmasi.

Jika dibandingkan dengan teman yang kerja sesuai ranahnya tentu pengalaman kita selangkah lebih maju dibandingkan teman kita tersebut. 

Semakin banyak bidang keahlian yang kita miliki tentu akan menguatkan posisi tawar kita di perusahaan.

Ketika kita ingin pindah ke perusahaan baru. Tentu CV kita akan semakin bagus dan potensial karena kita memiliki skill yang beragam. 

Banyak perusahaan yang menyukai kandidat dengan keterampilan yang beragam karena dianggap multitasking.

Lowongan Pekerjaan Terbatas dan Penuh Persaingan

Kita tidak bisa memungkiri lowongan pekerjaan yang sesuai ranah kita jumlahnya terbatas. Justru kesempatan berkarir terbuka lebar di luar ranah keilmuan kita. 

Makanya banyak perusahaan yang membuka lowongan untuk berbagai jurusan karena ingin mencari kandidat potensial dari berbagai keilmuan dan pengalaman.

Bayangkan jika semua lulusan Psikologi harus bekerja sebagai HRD di perusahaan. Mahasiswa lulusan Psikologi berjumlah jutaan tiap tahunnya. 

Ketika semua memperebutkan posisi yang sama, yang ada kita harus berjuang dengan berdarah-darah untuk mendapatkan posisi tersebut.

Padahal ada perusahaan lain yang membuka posisi sebagai translator, purchasing, admin yang terbuka untuk semua jurusan. Peluang untuk mendapatkan pekerjaan pasti terbuka lebar.

Ketika kita terlalu idealis untuk bekerja di ranah yang sama dengan keilmuan dan harus berjuang melawan ribuan atau jutaan kandidat lain. Jika kita tidak memiliki sesuatu yang memukau maka bersiaplah menjadi pengangguran abadi.

Ingatlah ketika kita sudah lulus kuliah. Kita dituntut untuk bisa mandiri secepat mungkin. Akan malu rasanya ketika sudah lulus kuliah namun masih betah mengganggur. 

Otomatis kita hanyalah menjadi beban keluarga karena orang tua pun berharap kita untuk segera dapat kerja. Bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan berharap mampu membantu finansial keluarga.

Dalam dunia job seeker, sebaiknya hilangkan sejenak rasa idealis tersebut. Cobalah untuk move on dengan mencoba tantangan dari perusahaan yang menawarkan posisi yang berbeda dengan ranah keilmuan kita.

Bisa jadi justru kita mendapatkan posisi yang lebih nyaman dan pas dibandingkan terlalu idealis harus sesuai ranah keilmuan. Kadang posisi yang sejalan dengan keilmuan justru membosankan, kurang menantang dan kurang berkembang.

Bisa Menciptakan Passion Baru

Tidak sedikit orang yang bekerja diluar ranah keilmuan justru menemukan passion baru dalam hidupnya. Ini banyak terjadi pada teman-teman saya.

Contohnya teman saya yang lulusan Sastra Jepang dan kini bekerja sebagai Guru. Padahal dirinya tidak memiliki background ilmu pendidikan hanya dulu belajar mengenai sastra Jepang saja. 

Nyatanya ketika ada kesempatan sebagai guru, dirinya mencoba mendaftar dan diterima. Kini justru merasa kenyamanan menjadi guru.

Dirinya bisa mengajar para generasi muda, memiliki teman-teman baru dari lintas generasi bahkan bisa diangkat sebagai PNS di salah satu kementerian. 

Padahal dulu dirinya bercita-cita bekerja di perusahaan Jepang atau setidaknya menjadi translator untuk orang Jepang yang berkunjung ke Indonesia. Kembali lagi nasib orang tidak pernah ada yang tahu.

Itulah 4 hal yang dapat dijadikan masukan mengapa tidak perlu memunculkan persepsi bahwa jika kita bekerja diluar ranah keilmuan maka dianggap sebagai suatu kegagalan. 

Justru ketika kita bisa berprestasi di posisi di luar ranah keilmuan dapat menjadi pencapaian prestasi yang membanggakan.

Saya sama sekali tidak merasa gagal karena bekerja di perusahaan yang berbeda dengan ekspektasi orang. Justru saya bersyukur karena saya bisa tetap mengaplikasi keilmuan dan perusahaan memberikan peluang yang besar untuk saya agar berkembang lebih baik lagi.

Kita sendiri yang mampu menciptakan suasana di lingkungan kerja. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, Ilmu itu ada di mana saja. Ilmu yang kita dapatkan selama bangku kuliah hanya sebagian kecil. 

Justru banyak sekali ilmu yang tidak kita dapatkan di bangku kuliah namun baru kita pelajari selama bekerja dan berdasarkan pengalaman. Apakah sobat Kompasiana sependapat dengan pemikiran saya?

Semoga bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun