Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Selamatkan Pahlawan Medis dengan Patuh Divaksin

29 Januari 2021   12:43 Diperbarui: 3 Februari 2021   07:01 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketidaktahuan saya bahwa telah menjadi Orang Tanpa Gejala COVID-19 justru membahayakan orang disekitar saya. Bisa jadi orang yang saya lakukan interaksi terkena virus ini melalui saya. Artinya saya bertindak sebagai media perantara penyebaran virus. 

Saya tidak berani membayangkan ketika saya dirawat di Rumah Sakit ternyata menularkan penyakit saya ke tenaga medis seperti perawat dan dokter. Mereka yang berusaha mati-matian untuk menyembuhkan saya ternyata mereka terkena virus tersebut dari saya. 

Mereka yang awalnya sehat kini ikut mengalamai karantina bahkan tidak sedikit tenaga medis yang berusia lanjut dan dalam kondisi lemah harus menyerah dengan keadaan. Mereka gugur sebagai pahlawan kesehatan.

Saya tidak berani membayangkan keluarga yang mereka tinggalkan. Bisa jadi ada dari tenaga medis yang meninggal adalah tulang punggung keluarga, baru menikah, istrinya tengah mengandung dan menunggu kelahiran, memiliki anak kecil yang butuh perhatian orang tua atau adalah panutan dalam keluarga mereka masing-masing. 

Jangan sampai keegoisan kita menolak untuk divaksin justru mencelakakan mereka yang tengah berjuang tidak hanya untuk orang lain, bangsa dan negara namun juga mereka berjuang untuk keluarganya sendiri. 

Inilah alasan mengapa saya antusias untuk menjadi bagian dalam penerima vaksin tahap 3. Saya berkaca pada suami teman saya yang sudah menerima vaksin Tahap 1. Dirinya tampak sehat bugar dan dapat beraktivitas dengan normal. 

Teman saya pun dapat sedikit lega setidaknya suaminya memiliki kekebalan tubuh yang lebih baik karena suaminya adalah tulang punggung keluarga dan sangat dekat dengan anaknya. 

Meskipun banyak anggapan bahwa vaksin Cov-2 yang beredar saat ini masih memiliki efek samping dan dianggap tingkat keberhasilan membunuh virus COVID-19 belum 100 persen namun bukan berarti kita egois untuk tidak bersedia divaksin. 

Saya percaya seiring waktu vaksin akan mengalami penyempurnaan dan saya yakin upaya pemerintah untuk meminta rakyatnya divaksin bukan tanpa sebab. Pasti sudah melalui perhitungan dan analisa yang mendalam. 

Saya Siap Divaksin, bagaimana denganmu? 

#KitaSiapVaksin
#Covid19SegeraBerlalu
#2021HarusLebihBaik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun