"Punai, kamu terbanglah ke arah gunung. Jika air semakin mendekat kesini. Beritahu kami segera." Kata si Beringin sekali lagi
"Baiklah Beringin", balas si Punai sambil terbang menuju arah gunung.
Kakek pun bergegas masuk ke rumah. Diambilnya beberapa helai pakaian dan sedikit makanan. Kakek juga ikut membawa foto kenangan bersama istrinya saat masih muda. Ia tidak ingin foto kenangan itu ikut terbawa oleh banjir.
Tidak lama kemudian dirinya berusaha naik ke atas dahan Beringin. Kakek terlihat berusaha keras untuk bisa naik ke dahan Beringin yang tumbuh sangat tinggi
"Peganglah rantingku untuk naik" perintah si Beringin. Diturunkannya beberapa ranting seperti tali yang menggantung dari batang Beringin.
Kakek Sobri berusaha keras menggenggam ranting tersebut untuk membantunya naik ke atas dahan.
"Cepatlah Kakek. Air Bah akan semakin mendekat" kata si Beringin
"Aku sedang berusaha untuk naik" jawab si Kakek dengan tetap menggengam kuat ranting Beringin
Dari jauh terlihat Burung Punai terbang mendekat.
"Air Bah sebentar lagi akan datang. Sekitar 10 menit lagi akan sampai kesini. Bersiaplah", ujar si Punai gelisah
Punai menunjukkan wajah khawatir air bah akan menghancurkan rumah, ladang dan juga menumbangkan Beringin. Artinya nasib kakek dan keluarga Punai sangat tergantung dari Beringin.