Ternyata kemarin kakek baru saja memanen jagung dan kacang-kacangan di ladang. Kakek bersyukur tinggal di tanah yang subur, terdapat aliran sungai mengalir di samping rumah dan ladangnya. Tanah ladangnya pun cocok ditanam berbagai tanaman yang digunakan untuk makan sehari-hari.
Kakek Sobri datang kembali sambil membawa cangkul. Dengan tubuh rentanya, Kakek mencoba mencangkul tanah disekitar Beringin dan sesekali mencabut ilalang yang tumbuh liar disekitar Beringin.
"Kakek, apakah kamu sedang sakit?" tanya si Beringin
"Sedikit meriang" kata si Kakek lirih
" Mungkin aku terkena demam" ungkap Kakek  lagi
"Beberapa hari ini sering turun hujan, Kakek jangan pergi ke ladang dulu" Sahut si Punai khawatir
"Tidak apa-apa. Jika aku tidak ke Ladang. Nanti siapa yang akan menjaga dan memetik kacang di ladang" balas si Kakek
"Biar aku saja yang menjaga ladangmu" kata si Punai
"Jika hujan turun lagi. Berteduhlah di bawahku. Akan ku pastikan hujan tidak akan membasahi tubuhmu", minta si Beringin
"Terima kasih sahabatku Beringin dan Punai. Tanpa kalian, mungkin aku akan merasa kesepian" jawab kakek sambil memandang ke Beringin dan Punai dengan tatapan yang penuh haru.
Hubungan Kakek, Punai dan Beringin sudah sangat dekat layaknya sahabat. Meskipun kakek adalah seorang manusia, Punai adalah hewan dan Beringin adalah pohon namun mereka saling mendukung dan menjaga satu dengan lainnya.