Permintaan Tas belanja kain yang tinggi memberikan kesempatan bagi pelaku industri kecil khususnya para penjahit untuk menciptakan tas belanja. Semakin kreatifnya para pengrajin hingga munculnya desain menarik serta penyematan gambar atau logo pada tas belanja kain tersebut. Jangan heran bila sebelumnya tas belanja kain hanya sebagai pembungkus barang bawaan kini sudah bertransformasi juga menjadi souvenir cantik bagi wisatawan.
Di beberapa tempat oleh-oleh menjual tas belanja kain desain unik dan menarik seperti ada gambar gadis penari bali, I love Bali, pemandangan wisata, tempat rekreasi Bali membuat wisatawan menjadikan tas belanja ini sebagai cinderamata. Banyak wisatawan wanita yang justru bangga membawa tas kain saat mengunjungi tempat wisata. Saya melihat menggandeng tas kain berasa membawa tas merek Hermes atau Gucci.
Keempat, Pengurangan  Plastik Adalah Implementasi Tri Hita Karana.Â
Masyarakat Bali mengenal istilah Tri Hita Karana sebagai pedoman untuk mencapai keharmonisan hidup yaitu Parahyangan yang mengatur keharmonisan antara manusia dengan Sang Pencipta; Pawongan yang mengatur keharmonisan antar sesama manusia dan Palemahan yang mengatur keharmonisan manusia dengan lingkungan sekitar.
Secara langsung dengan kesadaran masyarakat untuk beralih dari penggunaan kantong plastik ke tas kain membuat manusia  peduli terhadap lingkungan sekitar yang berlandaskan sisi Palemahan. Ini mengingat manusia dan lingkungan harus bisa hidup selaras.Â
Keempat faktor ini menjadi bentuk konkrit manfaat bagaimana masyarakat Bali khususnya warga Denpasar yang kian peduli akan kelestarian lingkungan khususnya meminimalisir pengunaan plastik sekali pakai.
Jika warga Denpasar bisa, harusnya warga tempat lain juga bisa. Lebih baik dari sekarang kita memperhatikan lingkungan jangan sampai telat disaat lingkungan mulai tidak bersahabat dengan kita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H