Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lika-liku Grup Chat WhatsApp, Nyaman atau Tidak?

17 Juni 2020   12:51 Diperbarui: 17 Juni 2020   13:22 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fitur Exit Group pada WhatsApp. Sumber:  wikiHow

Butuh 1 atau beberapa orang yang bertindak sebagai pengontrol/pengawas grup. Apabila ada pembahasan diluar tujuan pembentukan grup chat diharapkan untuk saling mengingatkan karena hal tersebut akan membuat topik chat menjadi lebar. 

Misalkan grup reuni SD tapi pembahasan seputar pekerjaan pribadi. Ini akan membuat anggota grup lain merasa kurang nyaman.

  • Permasalahan Kedua, yang Aktif hanya Itu-Itu Saja

Anggota grup umumnya lebih dari 2 orang bahkan ada grup yang berisikan lebih dari 10 orang. Masalah muncul ketika sebuah grup chat yang beranggotakan banyak orang namun yang aktif di chat kurang dari 25 persen. Ini menandakan bahwa terlalu banyak anggota yang hanya menjadi silent reader. Bahkan sebenarnya mereka terkesan cuek untuk berkomentar dan berusaha terlihat sebagai pengamat chat saja.

Silent reader ibarat ada di 2 jalan berbeda. Jalan pertama karena murni keinginannya sebagai pengamat chat. Jalan kedua sebenarnya tidak nyaman namun sungkan untuk keluar grup. Akhirnya mereka lebih memilih diam dalam grup chat.

Solusi yang dapat dilakukan sebaiknya anggota grup yang memiliki karakter extrovert atau aktif dalam grup chat menyapa ulang anggota grup atau setidaknya men-tag anggota lain agar mereka ikut berkomentar dalam grup chat. Apabila ini tidak dilakukan maka sudah dipastikan banyak yang tidak nyaman dan malas dalam grup

  • Permasalahan Ketiga, Tidak Dianggap Dalam Grup

Ketika seorang anggota berusaha untuk interaksi dalam grup seperti menyapa, memberikan postingan atau memberikan respon namun tidak ada tanggapan dari anggota lainnya dapat meruntuhkan keinginannya untuk berinteraksi dalam grup. Bahkan yang terparah ketika grup tersebut sedang ramai mendiskusikan sesuatu dan terkesan menarik untuk dibicarakan tiba-tiba muncul seorang anggota yang ikut nimbrung (berpartisipasi) namun seketika obrolan langsung berhenti atau berganti topik karena kemunculan orang tersebut. 

Permasalahan muncul ketika itu terjadi berulang kali yang akhirnya orang tersebut sadar bahwa kehadirannya dalam grup chat tidak berarti atau tidak menarik untuk dilibatkan dalam percakapan. Secara psikis ini akan menimbulkan rasa rendah diri dan akhirnya memilih untuk tidak aktif di grup chat.

Fitur Exit Group pada WhatsApp. Sumber:  wikiHow
Fitur Exit Group pada WhatsApp. Sumber:  wikiHow

Solusi yang harus dilakukan untuk masalah ini butuh kesadaran dan kepekaan anggota grup lain. Setidaknya ketika anggota tersebut ikut berpartisipasi atau memberikan postingan, walau hanya dengan 1 atau 2 ucapan seperti mantap, keren, luar biasa, terima kasih, menarik dll setidaknya itu dapat membuat dirinya dihargai dan dianggap dalam grup tersebut. Hilangkan stigma bahwa bila kita memberikan respon seorang diri jangan-jangan dianggap 1 frekuensi atau dianggap aneh bagi anggota lain. 

Respon apapun meski terlihat sederhana namun dapat berdampak besar bagi orang lain yang berusaha aktif dalam grup chat

  • Permasalahan Keempat, Postingan Tidak Pantas atau Tidak Sesuai dengan Judul Grup

Hal yang sering terjadi dalam grup WA seperti grup alumni tiba-tiba ada yang memposting foto/video untuk kalangan dewasa, mempromosikan jualan secara berulang kali atau menggosipkan orang lain dalam grup umum. Hal seperti ini menjadi masalah karena bagi mereka yang tidak nyaman akhirnya memilih untuk meninggalkan grup. Seringkali apa yang menurut kita menarik untuk dibahas atau diposting belum tentu berkenan bagi orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun