Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Mengenal Arti Kesetiaan, Ketulusan, dan Cinta Tanah Air di Film "Habibie Ainun"

22 Februari 2019   22:27 Diperbarui: 22 Februari 2019   23:12 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak mengenal sosok Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang lebih dikenal dengan sebutan BJ Habibie. Kiprahnya sebagai seorang ahli di bidang teknik penerbangan telah diakui tidak hanya dalam negeri namun juga di mata internasional. 

Ini terbukti dimana kontribusinya dalam menciptakan pesawat terbang hingga pengembangan teknologi otomotif berhasil mendapat kepercayaan oleh Presiden Soeharto dengan menunjuk beliau sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi serta menjadi Wakil Presiden RI ketujuh dan akhirnya mengemban tugas sebagai Presiden RI ketiga menggantikan Pak Soeharto yang lengser.

Hal menarik dari sosok BJ Habibie tidak hanya berkutat tentang prestasi dan kontribusinya pada tanah air namun ada sisi romantis yang membuat banyak orang terkagum akan kisah cinta dari BJ Habibie dengan Ibu Ainun yang menjadi inspirasi film Habibie & Ainun karya garapan Faozan Rizal. Tidak dipungkiri memang bahwa film ini bukan termasuk film karya anak bangsa terbaru karena Film Habibie & Ainun telah dirilis sejak tanggal 20 Desember 2012. 

Sejak awal pemutarannya, film ini memang sudah ditunggu-tunggu oleh masyarakat dan terbukti Film Habibie & Ainun menjadi salah satu film nasional terlaris dengan ditonton lebih dari 4,5 juta penonton. Pencapaian prestasi luar biasa bagi perfilman tanah air.

Faozan Rizal saya nilai berhasil mengemas lika-liku kehidupan Habibie mulai dari saat muda, menggapai impian hingga lanjut kuliah di Jerman, mengenal arti cinta, kesetiaan rumah tangga serta kontribusinya terhadap tanah air secara lengkap dalam durasi 118 menit. Keberhasilan ini juga tidak terlepas dari Reza Rahardian yang memerankan sosok BJ Habibie dimana sosok Reza memang telah dikenal sebagai aktor dengan akting memukau serta penghayatan karakter yang baik sangat tepat memerankan sosok Habibie. 

Selain itu Bunga Citra Lestari (BCL) juga berperan besar membangun karakter Ainun, sosok istri Habibie yang tidak hanya cantik, pintar, setia namun mampu menempatkan diri sebagai istri yang mendukung penuh suami dalam menggapai cita-citanya.

Secara singkat, film ini diawali dengan kisah Rudi, panggilan masa kecil Habibie yang memiliki ambisi besar dalam dunia teknik penerbangan. Selepas menempuh pendidikan S1 di bidang teknik mesin ITB, Rudi berusaha mewujudkan impiannya dengan melanjutkan S2 di Jerman dengan konsentrasi di bidang teknik penerbangan.

Pengalaman cintanya justru terjadi ketika Rudi kembali ke tanah air dan bertemu dengan Ainun, sosok teman SMP yang cantik, pintar dan kelak memiliki karir baik sebagai dokter. Ainun dimata Rudi adalah sosok gadis yang rupawan dan semanis gula jawa. 

Rasa kagumnya ini dibuktikan tidak hanya dengan kata-kata terbukti dengan antusias melamar Ainun yang saat itu menjadi primadona dan banyak orang yang tertarik untuk menjadikannya istri. Ketertarikan Rudi terhadap Ainun ternyata tidak bertepuk sebelah tangan. Akhirnya mereka pun resmi menikah dan memilih membangun keluarga dengan menetap di Jerman guna mendukung karir awal Rudi.

Seiring waktu karir Habibie di Jerman mulai menanjak dengan berhasilnya Habibie ditunjuk sebagai penanggung jawab proyek kereta api karena kepintarannya yang sempat diragukan oleh para pakar transportasi disana. 

Ditengah karirnya yang gemilang di Jerman ternyata hasrat untuk berkontribusi untuk tanah air ternyata tidak luntur. Hasrat ini telah ada sejak Habibie masih muda dan keinginannya ini beliau tuangkan melalui surat yang ditujukan kepada Bapak Soeharto selaku Presiden RI saat itu.

Bak gayung bersambut, hasrat ini pun mendapat tanggapan positif dari Bapak Soeharto dengan mengundang Habibie kembali ke tanah air dan mengerjakan proyek transportasi khususnya pesawat terbang hingga menjadi salah satu menteri di kabinet dan akhirnya dipercaya sebagai Wapres mendampingi Bapak Soeharto.

Tantangan mulai terasa karena banyak pihak yang mulai mendekati dirinya untuk mendapatkan berbagai keuntungan salah satunya proyek kementerian. Berbagai cara suap dilakukan oleh berbagai pihak untuk mendapatkan tender proyek bahkan ancaman keselamatan hidup juga harus diterima karena keteguhan Habibie untuk bekerja secara jujur dan tulus.

Tantangan yang tidak kalah besarnya juga muncul saat dirinya ditunjuk sebagai Presiden RI menggantikan posisi Bapak Soeharto yang harus lengser karena desakan para mahasiswa dan masyarakat Indonesia tahun 1997. 

Kasus upaya pelepasan Timor Timur dari kedaulatan RI adalah salah satu tantangan dan tekanan politik yang harus dialami karena tekanan ini juga dipengaruhi oleh asing serta lembaga internasional yang berusaha membantu Timor Timur untuk lepas dari RI. Alhasil Habibie ternyata harus menerima kegagalan untuk mempertahankan Timor Timur sebagai bagian dari RI.

Cobaan terberat ternyata muncul ketika Ibu Ainun dinyatakan mengidap kanker ovarium. Disini penonton akan ikut merasakan penderitaan yang dirasakan Ibu Ainun serta kesetiaan Bapak Habibie dalam mendampingi sang istri saat sakit. Kesedihan akan langsung dirasakan disaat ternyata takdir berkata lain, Ibu Ainun harus menyerah dengan penyakitnya dan meninggal di Jerman. Ini yang membuktikan cinta abadi hingga maut memisahkan.

Saya tertarik mengulas Film Habibie Ainun dalam #SayItWithFilm karena ada pesan moral yang berusaha disampaikan melalui film ini. Setidaknya ada 3 Hal yang dapat menjadi pelajaran penting dan dapat menjadi inspirasi bagi kita melalui kisah dari perjuangan Habibie dan Ainun.

#Pesan 1 =  Semangat Menggapai Impian

Banyak dari kita yang masih bingung dalam menentukan impian. Sejak kecil kita selalu mendapat pertanyaan, apa cita-citamu? banyak jawaban yang akan tercipta seperti ingin menjadi dokter, ingin menjadi pengacara, insiyur bahkan memiliki impian menjadi Presiden. Cita-cita adalah sebuah motivasi bagi kita untuk menentukan jalan hidup dikemudian hari. 

Habibie sebagai Bapak Dirgantara Indonesia. Sumber Inovasee
Habibie sebagai Bapak Dirgantara Indonesia. Sumber Inovasee
Seiring waktu justru apa yang kita cita-citakan sejak kecil justru kandas seiring waktu. Ini karena kita masih bingung dan mudah berubah dengan berbagai keadaan seperti faktor lingkungan, ekonomi, serapan kerja hingga tuntutan hidup. 

Melalui Film Habibie Ainun, kita belajar tentang cara mewujudkan mimpi dengan berkaca pada perjuangan Habibie untuk bisa menciptakan pesawat. Upaya ini tidak hanya sebatas angan-angan namun justru direalisasikan dengan menempuh pendidikan yang dapat mewujudkan hal tersebut seperti S1 di teknik ITB dan kemudian lanjut di Jerman untuk Teknik Penerbangan.

Pesan ini dapat menjadi tamparan bagi generasi muda yang memiliki impian besar seperti menjadi dokter, insiyur, pengacara atau sebagainya namun bermalas-malasan dan bahkan menginginkan hal tersebut dengan cara instan. Saya teringat dengan fenomena banyak generasi muda yang memiliki ambisi menjadi artis atau public figure karena motivasi ingin dikenal, dipuja dan dianggap dapat menjadi kaya secara cepat. 

Cara yang dilakukan kan tergolong ekstrem seperti berhenti sekolah hanya agar bisa fokus casting di berbagai tempat hingga membuat sensasi agar popularitas cepat dikenal.

Kisah Habibie mengajarkan kita bahwa berhasil itu butuh proses dan harus fokus pada satu tujuan. Sesuatu yang dilalui dengan proses niscaya hasilnya pun akan bertahan lama. Impian yang terwujud karena prestasi akan lebih membanggakan dibandingkan yang berasal dari sebuah sensasi.

#Pesan 2 =  Apa Kontribusimu terhadap Tanah Air?

Akan ada banyak orang yang terdiam jika mendapat pertanyaan ini. Bukan rahasia umum bila kita masih menyibukkan diri untuk kepentingan diri sendiri sehingga kontribusi terhadap tanah air justru terlupakan. Sangat menarik bila melihat kisah Bapak Habibie yang ketika sudah sukses di negara orang lain justru masih berpikir untuk berkontribusi bagi tanah air. 

Berkontribusi bagi tanah air maka dirinya harus siap meninggalkan semua fasilitas dan kenyaman yang didapat guna kembali ke Indonesia yang notabane-nya masih kalah jauh baik sarana dan prasarana dibandingkan negara-negara di Benua Eropa.

Banyak kasus dimana generasi muda Indonesia sangat semangat untuk mencari beasiswa kuliah di luar negeri. Bahkan alasan melanjutkan kuliah diluar negeri agar kelak dapat membangun tanah air selepas kuliah sangat umum dilakukan oleh para calon penerima beasiswa. Kenyataannya ketika diterima dan mereka telah nyaman dengan fasilitas serta kemajuan negara lain justru enggan untuk kembali ke tanah air. 

Kasus ini sudah banyak terjadi bahkan juga dirasakan oleh orang-orang disekitar saya yang melanjutkan kuliah diluar negeri. Alasan bahwa jika mereka balik ke Indonesia, gaji dan tunjangan tidak berbanding lurus dengan pendidikan mereka serta mereka merasa tidak akan berkembang jika kembali ke tanah air. 

Memang itu adalah sebuah pilihan hidup namun sedikit prihatin jika rasa nasionalis dan perhatian terhadap perkembangan bangsa luntur ketika sudah merasakan kehidupan diluar negeri.

Film Habibie & Ainun menjadi panutan bagi generasi muda yang seakan tersesat di persimpangan jalan antara berkontribusi untuk negara lain atau negara sendiri. Disini Habibie dengan kerelaan dan ketulusannya berupaya untuk balik ke tanah air karena dirinya melihat ilmunya dapat berguna bagi pengembangan di tanah air khususnya di bidang transportasi udara.

#Pesan 3 =  Kesetiaan dan Dukungan Tulus dari Pasangan

Sosok BJ Habibie dan Ibu Ainun. Sumber CNN Indonesia
Sosok BJ Habibie dan Ibu Ainun. Sumber CNN Indonesia
Sosok Ibu Ainun yang setia mendampingi sang suami mulai dari perjuangan hidup di Jerman yang awal terasa susah namun tetap memberikan motivasi positif bagi suami. Ibu Ainun seakan sadar bahwa ditengah kondisi terpuruk suami, dukungan sang istri sangat dibutuhkan. Tidak hanya itu begitu banyak tekanan yang dirasakan oleh Bapak Habibie selama berkontribusi di tanah air pun Ibu Ainun tetap setia menjadi pendamping dan penasehat yang bijak.

Disisi lain kesetiaan Bapak Habibie pun tergambar kuat di film ini dimana dirinya begitu setia mendampingi sang istri ketika divonis kanker dan harus terbaring di rumah sakit selama proses penyembuhan. 

Ketika sang istri harus menyerah dan meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya, Bapak Habibie tetap mengganggap Ibu Ainun sebagai satu-satunya wanita yang ia intai dan tidak ada wanita lain yang menggantikannya. Ada scene menarik dimana Bapak Habibie mengunjungi makam sang istri dan tergambar jelas begitu cintanya Bapak Habibie kepada Ibu Ainun.

Kesetiaan Habibie pada Sang Istri. Sumber Merdeka.com
Kesetiaan Habibie pada Sang Istri. Sumber Merdeka.com
Ketiga pesan ini menjadi tepat jika film Habibie & Ainun menjadi film rekomendasi yang menunjukkan cinta kasih tidak hanya kepada pasangan namun juga pekerjaan dan tanah air. Sangat tepat untuk ditonton bersama pasangan dan keluarga di hari kasih sayang. 

Bagi sobat yang sudah menonton dan merasakan ada inspirasi positif dari film ini, ayo kita sharing di kolom komentar agar dapat menjadi inspirasi bagi kita bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun