Terlihat pada saat kegiatan pemotretan untuk keperluan pribadi seperti pre-wedding, pasangan wisatawan sangat antusias untuk menggunakan pakaian tradisonal Bali dengan motif payetan. Tentu saja secara tidak langsung ikut memperkenalkan fesyen payetan bali secara lebih luas.Â
Seiring waktu Indri Payet Bali telah menunjukkan eksitensinya. Selama lebih dari 1 dekade, Ibu Putu merintis usaha ini dengan susah payah. Beliau bercerita bahwa diawal usaha, belum ada masyarakat yang tertarik menggunakan jasanya untuk menciptakan pakaian desain payetan.Â
Saat itu, Ibu Putu harus bekerjasama dengan beberapa butik lokal yang telah memiliki jaringan pemasaran kuat serta berada di daerah pariwisata seperti Denpasar, Kuta, Sanur hingga Jimbaran. Ibu Putu ingat betul dia awal tahun 2000 beliau bekerjasama dengan pemilik butik melalui sistem borongan dengan bayaran hanya Rp. 100/pakaian.Â
Tergolong kecil saat itu namun mau tidak mau Ibu Putu harus tetap bersemangat  menerima orderan tersebut mengingat kebutuhan hidup dan biaya sekolah anak-anaknya.
Kini usaha Indri Payet Bali sudah memiliki pelanggan setia dari tetangga hingga keluarga Puri Kerajaan di Denpasar serta Ubud menggunakan karya dari Ibu Putu.Â
Omzet Indri Payet Bali bisa mencapai puluhan juta dan berencana untuk mengembangkan usaha ini lebih luas lagi. Promosi untuk melakukan pemasaran saat ini cenderung mengandalkan para pelanggan yang puas menggunakan karya Ibu Putu dan mempromosikan dari mulut ke mulut kepada keluarga, kerabat hingga teman.Â
Berkembangnya jaman, Ibu Putu juga memanfaatkan sosial media sebagai media promosi seperti facebook, instagram hingga youtube agar karya beliau dapat dikenal oleh kalangan luas.
Tahukah pembaca, Ibu Putu ternyata memiliki 6 orang cucu berdarah campuran karena anak pertama beliau menikah dengan pria asing sehingga Ibu Putu menjadikan cucu perempuannya sebagai model untuk mempromosikan karyanya.Â
Terkadang, ada pemesan pakaian ingin melihat seperti apa hasil karya payetan tersebut dan untuk menjadi daya tarik, Ibu Putu meminta cucunya untuk menggunakan pakaian tersebut sehingga akan terlihat menarik karena ditampilkan oleh sosok yang pas.
Tips Menjadi UMKM yang Memiliki Daya Saing
Ibu Putu berbagi kisah bagaimana usahanya mampu eksis selama 1 dekade serta melalui masa surut saat menjalankan usaha ini. Layaknya UMKM lainnya di Indonesia, menjalankan sebuah usaha pasti akan merasakan pasang surut.Â