Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Berawal dari Perceraian, Indri Payet Bali Berkembang Lebih dari Satu Dekade

8 Desember 2018   19:48 Diperbarui: 8 Desember 2018   21:54 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebaya Motif Bali Karya Indri Payet Bali. Dokumentasi Ibu Putu

Keterpurukan justru mengajarkan arti nilai kemandirian. Putu Ayu Anggreini, seorang janda akibat perceraian di tahun 1997 harus memikirkan bagaimana cara bertahan hidup bersama dengan keempat anaknya ditengah gelombang Krisis Moneter (Krismon) saat itu. 

Berbekal keterampilan menjahit, Ibu Putu merintis usaha pembuatan pakaian dengan nuasa payetan yang dinamai Indri Payet Bali yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani Utara Gang Guaksa I No. 11A Denpasar, Bali. Nama usaha ini ternyata diambil dari anak bungsu Ibu Putu yang bernama Indri karena tetangga sekitar lebih sering memanggil Ibu Putu dengan sebutan Ibu Indri sehingga dianggap pas untuk nama usahanya.

Apa yang membuat Indri Payet Bali menjadi UMKM Spesial

Ibu Putu mampu melihat adanya ketertarikan masyarakat yang tinggi terhadap fesyen yang didesain dengan motif menarik dan terkesan mewah untuk pakaian sehari-hari, upacara keagamaan, pernikahaan hingga acara bernuansa resmi. 

Berbekal potensi inilah, Ibu Putu berani memberikan sentuhan inovasi berupa payetan berupa pernak-pernik aksesoris kecil untuk memberikan kesan mewah, elegan dan bernilai seni pada pakaian yang dihasilkannya. 

Hal ini ditunjang pula dengan Bali sebagai daerah yang kental akan tradisi dan budaya Hindu serta ditopang oleh sektor pariwisata yang menjadika busana payetan diminati tidak hanya masyarakat lokal namun juga wisatawan.

Indri Payet Bali saat ini banyak menciptakan pakaian kebaya dengan dihiasi pernak-pernik indah mengingat kebaya digunakan oleh wanita di Bali saat melakukan upacara keagamaan, pernikahan, hingga menghadiri kegiataan resmi. 

Tidak hanya menciptakan kebaya untuk kaum wanita saja, Ibu Putu sering diminta untuk membuatkan pakaian kemeja pria dengan desain payet untuk kepentingan pernikahan, fashion show ataupun kegiatan formal lainnya. 

Motif ukiran bali,tulisan hingga flora dan fauna menjadi motif yang sering digunakan oleh Ibu Putu untuk mengkreasikan pakaian dengan pernak-pernik yang ada. Untuk menciptakan nuansa indah dan elegan, pernak-pernik payet yang digunakan berupa pasiran, batangan hingga kepingan berwarna cerah sehingga terlihat eye catching dan tentu saja pemakai pakaian payet tersebut akan menjadi pusat perhatian. 

Busana Pria Karya Indri Payet Bali. Dokumentasi Ibu Putu
Busana Pria Karya Indri Payet Bali. Dokumentasi Ibu Putu
Busana pria yang dikreasikan melalui payetan cenderung lebih simple dibandingkan kebaya wanita mengingat umumnya pria hanya ingin memberikan sentuhan payet di bagian depan serta kerah. 

Bagi kaum pria, sentuhan payetan hanya untuk memberikan kesan indah dan bernilai seni namun tidak terkesan berlebihan. Ukiran bali menjadi motif yang umumnya dipilih sebagai kreasi pakaian karena mempertahankan budaya lokal dan tetap menampilkan sisi sakral. Hal menarik wisatawan asing justru sangat menyukai menggunakan pakaian tradisional dengan desain payetan saat berkunjung ke Bali. 

Terlihat pada saat kegiatan pemotretan untuk keperluan pribadi seperti pre-wedding, pasangan wisatawan sangat antusias untuk menggunakan pakaian tradisonal Bali dengan motif payetan. Tentu saja secara tidak langsung ikut memperkenalkan fesyen payetan bali secara lebih luas. 


Seiring waktu Indri Payet Bali telah menunjukkan eksitensinya. Selama lebih dari 1 dekade, Ibu Putu merintis usaha ini dengan susah payah. Beliau bercerita bahwa diawal usaha, belum ada masyarakat yang tertarik menggunakan jasanya untuk menciptakan pakaian desain payetan. 

Saat itu, Ibu Putu harus bekerjasama dengan beberapa butik lokal yang telah memiliki jaringan pemasaran kuat serta berada di daerah pariwisata seperti Denpasar, Kuta, Sanur hingga Jimbaran. Ibu Putu ingat betul dia awal tahun 2000 beliau bekerjasama dengan pemilik butik melalui sistem borongan dengan bayaran hanya Rp. 100/pakaian. 

Tergolong kecil saat itu namun mau tidak mau Ibu Putu harus tetap bersemangat  menerima orderan tersebut mengingat kebutuhan hidup dan biaya sekolah anak-anaknya.

Kini usaha Indri Payet Bali sudah memiliki pelanggan setia dari tetangga hingga keluarga Puri Kerajaan di Denpasar serta Ubud menggunakan karya dari Ibu Putu. 

Omzet Indri Payet Bali bisa mencapai puluhan juta dan berencana untuk mengembangkan usaha ini lebih luas lagi. Promosi untuk melakukan pemasaran saat ini cenderung mengandalkan para pelanggan yang puas menggunakan karya Ibu Putu dan mempromosikan dari mulut ke mulut kepada keluarga, kerabat hingga teman. 

Berkembangnya jaman, Ibu Putu juga memanfaatkan sosial media sebagai media promosi seperti facebook, instagram hingga youtube agar karya beliau dapat dikenal oleh kalangan luas.

Tahukah pembaca, Ibu Putu ternyata memiliki 6 orang cucu berdarah campuran karena anak pertama beliau menikah dengan pria asing sehingga Ibu Putu menjadikan cucu perempuannya sebagai model untuk mempromosikan karyanya. 

Terkadang, ada pemesan pakaian ingin melihat seperti apa hasil karya payetan tersebut dan untuk menjadi daya tarik, Ibu Putu meminta cucunya untuk menggunakan pakaian tersebut sehingga akan terlihat menarik karena ditampilkan oleh sosok yang pas.

Karya Indri Payet Bali Diperagakan oleh Cucu Ibu Putu. Dokumentasi Ibu Putu
Karya Indri Payet Bali Diperagakan oleh Cucu Ibu Putu. Dokumentasi Ibu Putu


Tips Menjadi UMKM yang Memiliki Daya Saing

Ibu Putu berbagi kisah bagaimana usahanya mampu eksis selama 1 dekade serta melalui masa surut saat menjalankan usaha ini. Layaknya UMKM lainnya di Indonesia, menjalankan sebuah usaha pasti akan merasakan pasang surut. 

Hal yang membesarkan hati Ibu Putu karena dilandaskan kepercayaan bahwa UMKM di Indonesia merupakan usaha yang memiliki prospek yang baik bahkan mampu bertahan ditengah goncangan ekonomi sekalipun. Ibu Indri pernah membaca artikel di salah satu surat kabar nasional dimana tertulis bahwa UMKM di Indonesia kini tengah menjadi pilar ekonomi nasional artinya para pelaku usaha UMKM ikut menggerakan ekonomi Indonesia. 

Pada saat krisis moneter yang sempat menggoncang Indonesia di tahun 1998, UMKM bahkan mampu bertahan. Tidak hanya itu beberapa kali isu ekonomi di dunia dikatakan tengah lesu, justru UMKM Indonesia masih bisa berkembang dan makin menjamur di tanah air. 

Berkaca pada pengalamannya, Ibu Putu bercerita tentang cara menjadi pelaku usaha UMKM yang mandiri dan memiliki daya saing unggul karena bila tidak memiliki daya saing tentu akan susah bertahan ditengah arus persaingan yang ketat. Apa saja itu?

Hasil Karya Indri Payet Bali. Dokumentasi Ibu Putu
Hasil Karya Indri Payet Bali. Dokumentasi Ibu Putu
Usahamu harus Unik, Bernilai Jual dan Selalu Ada Inovasi Baru

Pelaku usaha saat ini cenderung bersifat mengikuti tren atau terkesan latah atau ikut-ikutan semata. Artinya, disaat ada seorang pelaku usaha berhasil menciptakan atau menjual produk yang laku dipasaran maka pelaku usaha lainnya akan berbondong-bondong untuk membuka usaha serupa. Hal ini sudah lumrah di masyarakat. 

Contoh sederhana, sempat terkenal kuliner dengan cita rasa pedas dengan berbagai tingkatan/level. Usaha ini begitu diminati oleh masyarakat sehingga tidak heran pembeli rela mengantri untuk mencoba kuliner ini. 

Alhasil, pelaku usaha lain ikut melihat bahwa kuliner dengan cita rasa pedas sangat digemari masyarakat dan akan mendatangkan keuntungan besar. Tidak butuh waktu lama, usaha jenis serupa mulai menjamur di tengah masyarakat. Disatu sisi, masyarakat diuntungkan karena banyak pilihan namun justru bagi pelaku usaha, mereka harus bersikut-sikutan untuk menggaet pelanggan. 

Tentu saja semakin banyak pesaing mengakibatkan akan banyak pelaku usaha yang harus gulung tikar karena tidak sanggup bersaing. Ini juga terjadi pada usaha batu akik yang sempat fenomenal. Bagi Ibu Putu, justru ini menjadi satu kesalahan karena semakin banyak serupa beredar akan menurunkan nilai jual produk tersebut bahkan akan muncul produk palsu yang dihasilkan pelaku usaha "nakal" yang justru membuat tingkat kepercayaan pembeli menurun dan harga jual jatuh.

Bagi Ibu Putu seharusnya pelaku UMKM harus bisa melihat usaha apa yang belum ada disekitarnya namun memiliki potensi yang baik. Cara ini akan membuat pesaing sedikit dan pelanggan tidak ada pilihan selain membeli di pelaku usaha tersebut. Contohnya Ibu Putu, disekitar daerahnya hampir tidak ditemukan pesaing karena usaha ini membutuhkan keterampilan dan cita rasa seni yang tinggi. Pastikan selalu ada inovasi baru dari produk yang kita hasilkan agar pelanggan merasa produk yang ia gunakan berbeda dengan yang lainnya.

Berdayakan Masyarakat atau Orang Sekitar
Bila kamu percaya bahwa usahamu dapat kamu jalankan seorang diri maka itu Salah. Khususnya bagi pelaku usaha yang menciptakan sebuah produk/barang sebaiknya ikut melibatkan masyarakat sekitar untuk menjadi timmu. 

Ini karena usaha akan terus berkembang dan membutuhkan tambahan Sumber Daya Masyarakat (SDM) juga dan pilihan terbaik adalah dengan memberdayakan masyarakat. Saat ini Ibu Putu melibatkan saudara serta beberapa tetangganya untuk membantu mengkreasikan pakaian payet. Kelebihan lainnya, adanya SDM ini juga dapat menjadi media promosi untuk pemasaran produk.

Jagalah Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan
Sebagus apapun usahamu namun jika tidak mampu menjaga kepercayaan dan kepuasaan pelanggan akan menjadi penghambat berkembangnya usahamu. 

Ibu Putu menyadari akan hal ini maka salah satu cara untuk menjaga kepercayaan dan kepuasaan pelanggan adalah dengan memastikan pesanan pelanggan selesai tepat waktu serta diterima dengan kondisi baik dan waktu yang tepat pula. 

Orderan Ibu Putu kadang berasal dari luar Bali seperti dari Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan, hingga Sumatera. Memastikan bahwa barang dikirim dengan baik dan tepat waktu, Ibu Putu memanfaatkan layanan jasa pengiriman barang salah satunya JNE. 

Kelebihan dari JNE adalah barang selalu dikemas rapih bahkan dimungkinkan untuk dilapisi oleh plastik khusus sehingga menghindari barang yang dikirim dari cairan atau kondisi lain yang dapat merusakan barang kiriman. 

Tidak hanya itu, JNE juga menyediakan layanan beragam seperti JNE Express Super Speed (SS), Yakin Esok Sampai (YES), Reguler dan beberapa layanan lainnya. Pernah satu kejadian, pelanggan meminta barang pesanannya harus dikirim sesegera mungkin. Ibu Putu memanfaatkan layanan JNE Express Super Speed atau YES tergantung kondisi saat itu. 

Tentu saja, ini sangat membantu karena bila tidak dikirim secara cepat dan dilakukan oleh jasa pengiriman yang tepat maka pelanggan akan kecewa. Ternyata ada alasan khusus mengapa Ibu Putu sangat memilih JNE, JNE ternyata sudah berdiri selama 28 tahun dan jangkauannya sangat luas.

Bahkan di pelosok daerah sekalipun masih sering ditemukan mitra JNE. Pernah Ibu Putu mengirim barang di daerah yang terpencil ternyata barang tersebut sampai dengan baik dan dapat dilacak status pengirimannya.

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Melihat Potensi UMKM di Pelosok Negeri antara JNEdan Kompasiana untuk melihat Potensi UMKM Indonesia untuk wilayah UMKMJTBNN.

Sosok Ibu Putu Ayu
Sosok Ibu Putu Ayu

Bila pembaca tertarik untuk lebih tahu tentang usaha Ibu Putu silahan mengunjungi tempat usaha beliau yang tertera di awal tulisan atau mengunjungi instagram beliau di @mama1559. 

Terimakasih sudah membaca

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun