Susi hanya bisa tertunduk dan sesekali menahan air mata.
Rina : Jangan begitu, kasian Susi nanti dia tidak dapat kelompok. Ibu guru tadi suruh kita untuk buat kelompok 4 orang.
Dika : Iya, tapi kalo kita kelompokkan dengan teman pintar pasti kita juga ketularan pintar dan nilai kita pasti bagus.
Andi : Aku setuju sama Dika.
Susi kini menangis karena ditolak menjadi anggota kelompok belajar. Ketika mendengar Susi menangis, tiba-tiba Ibu Guru Mita mendekati mereka.
Ibu Guru Mita : Ini ada apa, kok Susi sampai menangis?
Rina : Ini bu, Andi dan Dika ga mau kelompokkan dengan Susi karena Susi ranking terakhir di kelas.
Ibu Guru Mita : Benar itu Andi, Dika?
Andi dan Dika hanya bisa tertunduk tanpa memberi jawaban.
Ibu Guru Mita : Andi, Dika. Tuhan menciptakan manusia dengan bakatnya masing-masing dan tidak pernah membedakan antara orang pintar ataupun bodoh, kaya atau miskin karena semua sama di mata Tuhan. Kita tidak pernah tahu nasib orang dikemudian hari. Mungkin saja setelah kalian dewasa nanti justru Susi lebih sukses dibandingkan kalian dan kalian membutuhkan bantuannya. Seperti ibu, dulu saat seumuran kalian juga bukan siswa terpintar tapi sekarang ibu menjadi guru kalian.
Andi dan Dika : Iya bu, kami minta maaf.