Menggagas Rumah Cerita Online adalah hal yang pertama terlintas dipikiran jika saya mendapat paket internet unlimited dari Indosat. Ide ini muncul berdasarkan pengalaman saya bersama 4 orang teman lainnya yang berinisiatif membuat gerakan bercerita yang ditujukan kepada anak-anak yang tinggal di daerah lokalisasi. Saat itu kami mengangkat tema cerita Cinta Bahasa Indonesia karena kami menyadari telah terdegradasinya penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar khususnya pada anak-anak dan remaja.
[caption id="attachment_384170" align="aligncenter" width="300" caption="Boneka Karakter yang saya Buat (Dok. Pribadi)"][/caption]
Mengingat tingginya antusias anak saat mendengar dongeng kami saat itu sempat terlintas di benak kami untuk mengembangkan cara bercerita ini agar dapat dinikmati oleh anak-anak di seluruh Indonesia. Oleh karena itu kami memiliki misi untuk memperkuat Emotional dan Spiritual Quotient (ESQ) melalui media cerita karena dengan akar ESQ yang kuat pada anak, kami percaya bahwa mereka (anak-anak Indonesia) dapat menjadi generasi yang kuat dalam sosial serta berakhlak mulia. Bagaimana bentuk Rumah Cerita Online?
Tahap pertama, saya akan mengajak teman-teman yang memiliki kepedulian sama untuk membuat website Rumah Cerita Online. Setelah itu kami membuat boneka karakter yang sesuai serta mulai membangun cerita yang mendukung ESQ. Boneka karakter pernah saya buat saat membaca cerita untuk anak di lokalisasi. Ternyata media ini memudahkan mereka untuk memahami cerita serta menjadi daya tarik tersendiri dibandingkan hanya mendengar cerita.
Tahap kedua, setelah boneka karakter dan alur cerita telah dibuat selanjutkan kami akan bercerita tentang permasalahan yang sering terjadi dan akan direkam melalui video recorder. Video cerita ini hanya akan berdurasi maksimal 3-5 menit/alur cerita. Meskipun durasi video cerita terkesan singkat namun tujuan kami agar pendengar dapat langsung memahami dan meresapi makna cerita yang kami tampilkan. Kumpulan video ini akan kami upload di website Rumah Cerita Online. Video cerita akan diupdate minimal 2 kali seminggu (hari Rabu dan Minggu) dengan 5 video setiap pengupdate-an.
Tahap ketiga, kami akan mempromosikan Rumah Cerita Online melalui media sosial seperti facebook, twitter, path,bbm, Line, Â youtube, dan media sosial lainnya. Tidak hanya itu, kami juga akan mengajak masyarakat yang ingin berkontribusi menjadi pencerita dengan mengirimkan cerita ataupun video untuk ditampilkan di Rumah Dongeng Online. Dengan cara ini, masyarakat ikut andil dalam menumbuhkan akar ESQ yang kuat pada anak di seluruh tanah air.
Ini satu cerita yang saya buat untuk ditampilkan di Rumah Cerita Online.
(Prolog) Hi, anak cerdas Indonesia. Hari ini kakak akan bercerita tentang "Kebersamaan tanpa Perbedaan"
Suatu hari di tengah pelajaran sekolah, terjadi perbincangan yang serius diantara Rina, Susi, Andi, dan Dika.
Andi : Aku ga mau satu kelompok belajar dengan Susi.
Dika : Aku juga. Susi kan ranking terakhir di kelas. Lebih baik kita kelompokkan dengan yang ranking satu atau dua saja.
Susi hanya bisa tertunduk dan sesekali menahan air mata.
Rina : Jangan begitu, kasian Susi nanti dia tidak dapat kelompok. Ibu guru tadi suruh kita untuk buat kelompok 4 orang.
Dika : Iya, tapi kalo kita kelompokkan dengan teman pintar pasti kita juga ketularan pintar dan nilai kita pasti bagus.
Andi : Aku setuju sama Dika.
Susi kini menangis karena ditolak menjadi anggota kelompok belajar. Ketika mendengar Susi menangis, tiba-tiba Ibu Guru Mita mendekati mereka.
Ibu Guru Mita : Ini ada apa, kok Susi sampai menangis?
Rina : Ini bu, Andi dan Dika ga mau kelompokkan dengan Susi karena Susi ranking terakhir di kelas.
Ibu Guru Mita : Benar itu Andi, Dika?
Andi dan Dika hanya bisa tertunduk tanpa memberi jawaban.
Ibu Guru Mita : Andi, Dika. Tuhan menciptakan manusia dengan bakatnya masing-masing dan tidak pernah membedakan antara orang pintar ataupun bodoh, kaya atau miskin karena semua sama di mata Tuhan. Kita tidak pernah tahu nasib orang dikemudian hari. Mungkin saja setelah kalian dewasa nanti justru Susi lebih sukses dibandingkan kalian dan kalian membutuhkan bantuannya. Seperti ibu, dulu saat seumuran kalian juga bukan siswa terpintar tapi sekarang ibu menjadi guru kalian.
Andi dan Dika : Iya bu, kami minta maaf.
Andi : Kami janji tidak akan mengulanginya lagi.
(Epilog) Adik-adik, inilah kisah cerita dari Susi, Rina, Andi, dan Dika. Melalui cerita ini kakak ingin berpesan jangan pernah kita membedakan orang lain berdasarkan kepintaran, penampilan, harta, ataupun hal lainnya karena Tuhan menciptakan makhluk hidup dengan status yang sama. Kita harus mengutamakan kebersamaan tanpa harus membedakan satu dengan yang lainnya. Semoga bermanfaat cerita dari kakak.
Ini adalah sepenggal kisah yang dapat diceritakan melalui Rumah Cerita Online. Semoga impian saya ini dapat diaplikasikan segera dengan bantuan paket internet unlimited gratis dari Indosat. Amin
[caption id="attachment_384171" align="aligncenter" width="300" caption="Atraksi Cerita yang pernah saya dan beberapa lakukan (Dok.Pribadi)"]
[caption id="attachment_384172" align="aligncenter" width="300" caption="Atraksi bercerita di depan anak-anak (Dok.Pribadi)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H