Mohon tunggu...
Muhammad Indra
Muhammad Indra Mohon Tunggu... Guru -

Pena (Penulis Enerjik SMKN 5 Kepahiang) Esemka-v di SMKN 5 Kepahiang Prov Bengkulu. FB : indram24@yahoo.com TW : @pak_in_baelah TLP : 081278949555

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Papan Keputusan

18 Juni 2016   23:07 Diperbarui: 18 Juni 2016   23:56 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pendek

Oleh Muhammad Indra

Guru Bahasa Indonesia SMK Negeri 1 Ujan Mas

Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu

Ardi tak tahu mengapa berubah sedrastis ini. Biasanya tidak pernah peduli dengan urusan orang lain. Malas-malasan bekerja. Masuk jarang. Disiplin kerja sering dilanggar. Seketika luput saat melihat nama itu muncul di papan keputusan.

Matahari agak melintasi titik puncaknya. Sebelum sampai rumah, ia sempatkan mampir ke rumah salah satu siswa yang namanya tertulis di papan tulis yang dilihat dan diperjuangkannya tadi. Nama itu seolah memecutnya yang tidak peduli akan kelakuan si siswa yang telah membuat beberapa guru untuk mengambil keputusan untuk tidak meneruskan kelasnya. Tidak naik kelas.

Motor masuk pekarangan rumah. Klakson berbunyi. “Assalamu’alaikum? Yuk!” salam Ardi ke penghuni rumah tepat di mana ia memarkir motor. Seorang wanita paruh baya berjilbab hitam, berbaju merah bercorak gambar bintik-bintik hitam, dan bercelana hitam keluar dari ruangan.

“Di,” sapanya. Ardi menyambut salam tangannya. “Ada apa? Oya, silahkan duduk.”

Ardi melepaskan tas ransel berisi dokumen dan laptop dari bahu. Jaketpun juga diepaskan. Ia harus mencari sela dan cara terbaik untuk menerangkan kepada wanita ini. Agar ia berlapang dada mendapat berita dari Ardi tentang anaknya.

“Ari ada Yuk?” Tanya Ardi mencoba memulai percakapan. Di depan pandangannya seorang gadis belia tersenyum-senyum sipu setelah memarkir motor di halaman rumahnya. Pandangan yang nyaris membuyarkan kosentrasi untuk mencoba menjelaskan kejadian yang menurut Ardi pahit bagi si wanita paruh baya dan anaknya.

“Lagi memancing,” jawabnya, “Memang ada apa?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun