Si Jomblo ini masih terlihat dan terbaca berbalas-pantun dengan kritikus-kritikusnya yang berjumlah ribuan. Kurang begitu sedap membaca Anies menjawab soal bambu dengan baja dari Tiongkok, sementara baja tetap menjadi masalah besar yang membutuhkan solusi visioner pemimpin berskala nasional.
Anies dalam tahapan mencari seorang Neo Hatta, andai ia adalah Sukarno. Atau Anies sedang mencari seorang Neo Habibie, andai ia adalah Soeharto. Atau, dalam prinsip Sarekat Dagang Islam (SDI) sebagai cikal bakal persekutuan orang-orang terjajah yang menyekolahkan anak-anak muda Islam pada awal abad lampau, Anies memerlukan seorang talenta saudagar terdidik sebagai Santri Perkotaan agar ia fokus dengan pelaksanaan kurikulum pemerintahan Jakarta Manusiawi hingga tuntas.Â
Seseorang yang tentu tak boleh lepas dari bayang-bayang Masyumi sebagai nilai-nilai politik dan pemerintahan yang banyak dinukil oleh Mohammad Natsir dalam seri Kapita Selekta-nya yang genuine itu. Bagaimanapun, Partai Keadilan Sejahtera tak bakal membiarkan sosok pendamping Anies berada di luar nilai-nilai yang mereka perjuangkan.
Seseorang yang moderat, tentu juga bukan seseorang yang melarat. Seseorang yang bisa jadi masih baru dalam hitam-putih politik. Seseorang yang sudah tahu legamnya politik, sehingga tak perlu juga terjerambab dalam nukilan Sang Pangeran ala Niccolo Machiavelli. Seseorang yang dekat dengan kehidupan politik, namun mampu mengambil jarak yang tepat ketika menjadi bagian dari komunitas epistemiknya.
Tentu, tak perlu seideal itu. Namun perlu diberi garis bawah dengan huruf tebal: seseorang yang tak bakal menjadi beban bagi kehidupan politik Anies, terlebih lagi Prabowo Subianto dan Salim Segaf al-Jufri. Seseorang yang bukan anak macan, tapi anak kucing yang tahu menjaga area rumah untuk tetap bersih. Seseorang yang menyenangkan ketika banyak tamu datang.
Sosok yang tetap tak mengubah Anies sebagai Jomblo Ibu Kota, ketika sangkakala sudah ditiup betapa satu posisi istimewa Jakarta sedang dihitung mundur menuju akhir sebagai ibukota negara
Siapakah dia?
Jakarta, 20 September 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H