- berperan sebagai dirinya sendiri di film autobiografi
- menjadi pembicara untuk mereka yang disabled.
Baiklah misalkan (amit-amit jabang bayi...) yah, kalo misalkan karena kecelakaan atau penyakit, maka kemudian kita kondisikan bahwa kita - mau tidak mau - menghadapi keadaan dimana kita tidak bisa melakukan hal paling mendasar, the most basic needs, seperti mandi-berpakaian-makan, dan lainnya.
Kira kira, apa yang akan kalian lakukan ?
Tentang pejabat pejabat dan orang berduit tak berserial itu, mungkin mereka sebenarnya sudah mempersiapkan diri pada hal terburuk yang mungkin akan mereka alami. Misalnya; perkara hukum, ketidakmampuan dekat keluarga atau bahkan meninggal bersama kasusnya. Mereka punya ( pasti ) simpanan yang memadai untuk pewaris mereka.
Bagaimana dengan orang biasa yang hidupnya Senin Kamis ala kita?
Okelah... Kalau kita punya pasangan hidup, dan dia bener benar cinta kita, tentu dia akan merawat sepenuh hatinya kan?..
Tapi toh kalau pasangan hidup kita pun akhirnya lelah dengan semuanya itu dan mencari peluang kebebasan dari beban (kita), bolehkah kita berhak marah dan menghakimi?
Seandainya pun kalau ada anak dan mereka telah tumbuh dewasa, toh tidak bisa bergantung pada mereka juga yah.., karena mereka toh punya kehidupan yang harus dijalaninya sendiri..
Begitu pula dengan saudara kandung dan mungkin teman dekat. Dan kalau mereka seperti-nya tidak segitu perhatian dengan kondisi kita, boleh kah kita berhak kesal dan meengutuk?
////////\\