Mohon tunggu...
Indra Agusta
Indra Agusta Mohon Tunggu... Wiraswasta - hologram-Nya Tuhan

Cantrik di Sekolah Warga, Suluk Surakartan dan Sraddha Sala

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Virus, Depresi, dan Laba Siapa?

7 Maret 2020   04:55 Diperbarui: 7 Maret 2020   05:20 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ya, kembali ke atas tadi kita hidup dijaman dimana mendompleng trending-topic adalah sarana utama meluaskan wacana.

Coba amati siapa pihak yang turut berkomentar dari berbagai kementrian, otoritas keagamaan, mimbar dakwah, online-shop sampai meme-meme lucu di twitter. Belum lagi pendapat tokoh, uama, ustad mereka yang berkompeten di bidang kesehatan, sampai kepada narasi spiritualis semua berbaur ketika ada trending terjadi. Benar --benar luar biasa. Belum lagi  pendapat ustad, budayawan,  mereka yang berkompeten di bidang kesehatan, sampai kepada narasi spiritualis semua berbaur ketika ada trending terjadi. Benar --benar luar biasa.

090382000-1570150702-4-viapuspital-5e62cb3cd541df506a42fb18.jpg
090382000-1570150702-4-viapuspital-5e62cb3cd541df506a42fb18.jpg
Hal seperti ini sama sekali bukan hal yang baru, dalam jangka waktu setahun mungkin kalian bisa mengamati beragam trending topic yang dimanfaatkan oleh beragam pihak. Sebagai contoh misalnya Joker, nanti kita cerita tentang hari ini, atau KKN di desa Penari. 

Semua pihak memanfaatkan untuk keuntungan mereka masing-masing, memasang jargon mereka, mendakwahkan ajaran agama, mentranfer ideologi, dan banyak lainnya untuk kepentingan materialisme belaka. Trending topic adalah sarana iklan yang ampuh untuk mempromosikan produk, menggaet keuntungan sebanyak-banyaknya.

Tak hanya trending topic film terkadang juga menjadi titik penentu kabar, apa yang "laku" untuk diperjual belikan industri layar ini. Seberapa kuat sebuah isu sosial bisa menggaet jumlah penonton di bioskop. 

ad-5e62ccbc097f3666b564fc84.jpg
ad-5e62ccbc097f3666b564fc84.jpg
Apakah wabah pernah menjadi trigger industri? Tentu iya. Setidaknya Indonesia pernah membuat film Aruna dan Lidahnya atau di luar negeri ada World War Z, Train to Busan dan rentetan film Resident Evil. Semua laku keras dan menemukan penontonnya.

Perasaan yang takut, manusia yang tak ingin sakit, pengalaman ancaman peradaban yang pernah melanda umat manusia, juga adalah kisah pilu kematian didalamnya menjadi hal yang menarik untuk dikonsumsi publik. 

Selain sebagai pengingat, adrenaline yang dipicu dari ketakutan terkadang menimbulkan adiksi pula. 

Adiksi ini yang kemudian menggerakkan kita untuk membeli tiket bioskop, adiksi ini pula yang memicu kita untuk terus menerus membeli kuota internet lintas provider supaya game online bisa kita terus mainkan, memacu rasa menang semu, dan tentu melepas penat demi tercapainya apa yang Sapiens kejar. Bahagia.

Dan perasaan kemudian menjadi sebuah komoditas, selain sebagai sarana untuk meledakkan rasa mereka. Hukumnya terus berlaku disetiap krisis selalu ada yang mengambil keuntungan, jika kamu pihak yang ingin memanfaatkan momentum tersebut, kenapa bukan kamu yang mengambil keuntungan?

Selamat berburu kebahagiaaan, dan menjauhi depresi. Sebelum menuju kekekalaan dan keabadian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun