Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Teman Lama

29 Oktober 2021   13:58 Diperbarui: 1 November 2021   01:06 1745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski nyali kami ciut dan terpaksa begadang. Namun anehnya, kami selalu ketagihan mendengarkan cerita Tono.  

Belakangan kutahu ia adalah anak sulung Mak Ijah. Karena sejak ronda malam jarang dilakukan, warung semakin sepi. Dan cerita Tono menahan kami pulang, sekedar untuk memastikan beberapa gelas kopi dan kacang laris dibeli. 

Bila mengingat hal itu, kadang membuatku senyum-senyum sendiri. Kupacu sepeda motorku dan meluncur ke ujung kampung. Tak lupa sebungkus oleh-oleh kota kubawa untuk mereka.

Hembusan angin terasa lebih dingin. Musim paceklik akan berganti musim hujan. Laron beterbangan, berjatuhan dari lampu-lampu jalan yang belum lama dipasang. 

"Tono?" Di batas kampung, samar-samar kulihat Tono duduk di balai bambu di depan gardu hansip. Dia melambaikan tangan dan menatap tajam. 

Kuputar balik sepeda motorku, dan berhenti tepat di depannya. Dia masih sama seperti dahulu. Bertahun-tahun tak bertemu, ia terlihat semakin kurus dan sayu. 

"Kamu mau ke mana?" Setelah kumatikan mesin motor, Tono bertanya padaku dengan nada datar. Dari gelagatnya, ia tidak mengenaliku. Payah betul ingatan kawan satu ini, pikirku. 

"Tono! Ini aku Usman!" 

Tono hanya tersenyum. Ia menggeser posisi duduknya, seakan memintaku duduk di sampingnya. Aku menjabat tangannya. Dan terasa dingin. Wajar saja, di malam buta, ia bertelanjang dada dan hanya memakai sarung. 

"Kamu lagi ronda? Ayo pindah ke warung ibumu!" Kutebak ia tengah jaga malam. 

"Warung sudah lama tutup," jawabnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun