Hingga suatu hari, aku membawa semua berkas dan melangkah memasuki gedung perkantoran. Mengibarkan bendera putih dan meminta pekerjaan pada Boyke sahabat karibku. Ia menyambutku dengan tawa. Menerimaku dengan tangan terbuka.Â
"Adhi, kau datang di saat yang tepat. Aku memang membutuhkan bantuanmu!"Â
"Akan kulakukan yang terbaik, apapun itu, Boy."Â
Boyke mulai bercerita tentang bisnisnya. Meski tak ada slot yang kosong untuk posisi yang kuinginkan. Namun ia memberikan jalan keluar. Aku diminta membantu cabang bisnisnya di luar negeri.Â
Dan yang paling mengejutkan, ia rela menjadi sponsor pendidikanku di sana. Hal itu benar-benar di luar ekpektasi. Entah dengan apa aku dapat membalas segala kebaikannya.
Impian lama yang kuabaikan. Boyke tahu aku takkan keberatan. Keberhasilan usaha di masa lalu, membuatku mengabaikan pendidikan, dan fokus mengurus bisnis.
Dahulu kami terpisah, kala itu aku memutuskan berhenti dari pendidikan di Australia. Dia sempat menahanku. Dan kini semua yang dikatakannya menjadi nyata.Â
Dan tak cukup sampai di situ, Boyke kembali memberi kejutan. Namun kali ini tak ada hubungannya dengan pekerjaan.
Dan aku menyanggupi sebuah misi rahasia. Mengawasi tunangannya yang menempuh pendidikan di London.
"Adhi, kami saling mencintai, tetapi sesuatu yang rumit selalu menunda pernikahan kami."Â
Hari di mana aku berniat pamit pada Sekar, ia sudah lebih dulu meninggalkan Indonesia. Dan aku merasa patah hati. Namun hal itu hanya berlangsung sementara.Â