Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Teman Curhat

12 Juni 2021   12:27 Diperbarui: 12 Juni 2021   22:02 3218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mira pasti baru putus. Minggu kemarin ia bercerita, kedekatannya dengan seorang lelaki di cafe di depan kampus. Nada-nada minor dari petikan gitar si lelaki telah menggetarkan hatinya.

Ternyata ia belum belajar dari kesalahan. Meski kecewa, aku dibuatnya penasaran. Namun, waktunya tak tepat. Delapan belas menit lagi, jarum jam menusuk angka dua belas. Hari ini akan berakhir. Dan alarm tanda bahaya akan berbunyi. 

Detak jantungku semakin cepat. Naluri memacu adrenalin melewati batas. Cuaca mendukung.  Kami hanya berdua di dalam kamar. Iblis di belakang kami, duduk menyilangkan kaki. 

Tanganku menghapus sisa-sisa air matanya. Ia menarik jemariku ke dalam genggaman mesra. Hingga aku menarik nafas. Memberikan segaris senyuman. Dan melepaskan genggaman itu dengan lembut. 

"Tak ada teh hangat. Kopi sudah habis. Pulanglah, hujan sudah reda. Biar kuantar."

Aku mengambil sweater dari dalam lemari dan memakaikan padanya. Meraih pundaknya dan menuntun keluar kamar. Namun Ia tak bergeming. Ia terduduk bersandar di tembok kamarku. Ia tertunduk lesu. 

"Aku mau cerita, Jono," ucapnya lirih. 

"Besok saja. Tidur lebih baik saat ini," jawabku. 

Mira pernah bertanya, apakah aku mau menjadi pacarnya. Dan saat itu, aku tak menjawab apapun. 

Padahal dalam hati berkata, aku tak mungkin bisa menolak. Wajah cantik, kepribadian menarik. Ditambah prestasi akademik yang ciamik. Kami sudah saling mengenal cukup dalam. 

Namun kami jelas berbeda prinsip. Aku tak pernah berhasrat untuk menjalin hubungan serius, sebelum ijazah sarjana teknik kubawa pulang dan melemparkannya pada meja personalia di perusahaan ternama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun