Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Selamat Pagi, Selabintana

5 Juni 2021   10:14 Diperbarui: 7 Juni 2021   12:48 1065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu mau lanjut kemana, Ay?" 

Aku tak pernah sedekat ini dengannya. Meski sungguh ingin bermain air di depan sana, tetapi aku lebih memilih duduk bersama Ay. 

"Tak kemana-mana, tetap di Sukabumi," jawabnya. 

"Kalau kamu?" Ay bertanya kepadaku. 

"Sama, tak kemana-mana. Aku juga tetap suka kamu." 

Oh Tuhan, mulut ini perlu ditatar. Aku sempat menyesali jawaban gombal yang kucontek dari Wildan si playboy kelas. Namun, reaksi Ay di luar dugaan. Ia terlihat menahan tawa dan tak merasa terganggu. Biarlah, memang aku sudah lama menyukainya. 

Obrolan kami mengalir laksana bulir-bulir air terjun. Semakin deras, saat kami berbicara tentang nostalgia dari awal masuk sekolah. Membicarakan kelakuan lucu guru-guru dan teman-teman yang kami kenal. Hingga, seruan "cie, cie" terdengar dan mengakhiri percakapan kami. 

Di suasana dingin dan lembab di tepi aliran air mengalir. Aku merasakan kehangatan tanpa pelukan. Menikmati senyuman dan tawa Ay sepanjang hari. Aku ingin waktu berhenti momen itu. 

Dua hari setelah acara di Selabintana. Aku menunggu Ay di teras rumahnya. Usaha pendekatan yang kulakukan bisa dibilang telat. Meskipun Ay sudah sering dikunjungi teman lelaki. Namun aku tahu, ia tak pernah menjalin hubungan dengan siapapun. 

Sekilas kulihat Ay, ia tersenyum di depan pintu. Binar matanya membuatku grogi bukan main. Meski agak canggung di awal, tak terasa waktu kian larut. Dan canda tawa kami berhamburan sepanjang malam. 

Suatu ketika, aku terlibat perdebatan dengan Ayah mengenai masa depanku. Beliau ingin aku mengikuti rangkaian test di STPDN di Bandung. Dan aku berkeras untuk menunggu jawaban dari universitas di Jakarta yang kupilih lewat jalur PMDK. Jarak Sukabumi ke Jakarta, lebih dekat daripada Bandung. Dan Ay, telah masuk dalam pertimbangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun